kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.914   16,00   0,10%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

PGE dapat suntikan dana segar dari Bank Dunia


Senin, 18 Juni 2012 / 19:51 WIB
PGE dapat suntikan dana segar dari Bank Dunia
Pengunjung mengenakan pelindung wajah saat berbelanja di Pasar Senen, Jakarta Pusat, Rabu (1/7/2020). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada bulan Mei 2021 sebesar 0,32% secara bulanan. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Petrus Dabu | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Untuk membiayai proyek energi panas bumi di Indonesia, PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) memperoleh kucuran dana segar senilai US$ 306,95 juta. Dana itu berasal dari pinjaman lunak dari Bank Dunia (World Bank) senilai US$ 300 juta, kemudian hibah (grant) dari Selandia Baru.

Slamet Riadhy, Presiden Direktur PGE mengatakan, pinjaman lunak dari Bank Dunia bertenor 30 tahun dan masa tenggang (grace period) 10 tahun dengan bunga dibawah 3 % per tahun. Dana itu digunakan untuk membiayai proyek pembangkit panas bumi Ulubelu unit III dan IV di Bandar Lampung dengan kapasitas 2x55 MW .

Pinjaman dari Bank Dunia tersebut juga untuk membiayai proyek panas bumi di Lahendong unit 5 dan 6 yang memiliki kapasitas 2x20 MW. "Untuk dana Lahendong mungkin US$ 125 juta, dan Ulubelu US$ 175 juta," terang Slamet di Jakarta, Senin (18/6).

Sementara hibah dari Selandia Baru senilai, US$ 6,95 juta diberikan melalui Bank Dunia. Dana itu digunakan untuk membiayai Front End Engineering Design (desain rinci) proyek Ulubelu unit 3 dan 4 dan Lahendong unit 5 dan 6.

Selain memberikan hibah, Selandia Baru juga menugaskan tiga tenaga ahli di bidang panas bumi melakukan bimbingan kepada PGE. " Mereka bekerja selama setahun sampai kita siap, kami juga mempersiapkan kapasitas SDM maupun sistem," jelas Slamet.

Indonesia dan Selandia baru merupakan negara yang sama-sama memiliki potensi panas bumi besar. Potensi panas bumi Indonesia tercatat 29.000 MW yang merupakan potensi panas bumi terbesar di dunia, atau sekitar 40% .

Sementara itu, kapasitas terpasang Pembangkit Listrik Panas Bumi (PLTP) di Indonesia saat ini baru tercatat 1.226 MW atau 4,2% dari potensi panas bumi yang ada di negara ini. Sementara itu, di Selandia Baru, hampir 70% pasokan listriknya disuplai dari pembangkit panas bumi.

Slamet menargetkan, PGE bisa memproduksi listrik panas bumi sebesar 2.000 MW pada tahun 2020 nanti. Sementara itu, kapasitas terpasang listrik panas bumi di Indonesia baru mencapai 292 MW, dan baru akan bertambah 110 MW dari pembangkit Ulubelu I dan II. Ulubelu I akan beroperasi pada bulan Juli nanti, sedangkan Ulubelu II akan beroperasi pada Desember nanti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×