Reporter: Filemon Agung | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) bersama PRISM Energy Internasional menandatangani perjanjian induk atau master sales and purchase agreement (MSPA) dalam rangka jual beli LNG pada Selasa (24/5). PRISM Energy merupakan anak usaha SK E&S yang bergerak di bidang LNG Trading.
MSPA ini juga sebagai tindak lanjut dari penandatanganan MOU antara PGN dan SK E&S untuk kerjasama pengembangan LNG, hydrogen, dan carbon capture storage (CCS) 22 Februari 2022 lalu.
"Kami men-challenge diri sendiri agar tidak hanya hadir untuk kebutuhan gas bumi domestik dimana kita telah mencapai 89% market share, tetapi juga untuk dapat keluar dari zona nyaman dengan memasuki pasar internasional," ungkap Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN, Heru Setiawan dalam siaran pers, Selasa (24/5).
Baca Juga: RHB Sekuritas Rekomendasikan Buy Saham PGAS, Ini Alasannya
Selain LNG Trading internasional, kerjasama ini juga sejalan dengan visi misi SK Group dalam utilisasi gas bumi menuju masa transisi energi bersih. Dalam hal ini, Indonesia memiliki sumber energi terbarukan yang potensial untuk menyediakan green hydrogen.
Heru berharap, PGN dan SK Group dapat saling melengkapi dalam pengembangan energi baru terbarukan termasuk pengembangan LNG, hydrogen, dan CCS.
Baca Juga: Perusahaan Gas Negara (PGN) Dorong Pemanfaatan Gas Bumi Lewat City Gas Tour
Kebijakan energi dan transisi energi bersih merupakan penentu utama permintaan LNG di Korea Selatan. Pada akhir tahun 2020, Korea Selatan juga mengumumkan target net zero emissions tahun 2050, adapun porsi LNG pada bauran pembangkit listrik tahun 2030 mencapai hingga 19%. Peran LNG dalam bauran tenaga listrik tersebut akan terus berkembang dimana perkiraan permintaan LNG Korea Selatan di tahun 2030 akan mencapai antara 65-66 bcm, atau sekitar 50 Mt.
“Kami percaya dengan sinergi infrastruktur LNG, teknologi, pasar, sekaligus sebagai penyuplai LNG terpercaya, PGN dan SK Group mampu mendukung pertumbuhan kebutuhan gas bumi untuk transisi energi bersih di Korea Selatan, Asia Tenggara, hingga pasar global lainnya,” pungkas Heru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News