kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PGN Kembangkan LNG Bunkering Services Topang Target Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca


Jumat, 20 Oktober 2023 / 14:50 WIB
PGN Kembangkan LNG Bunkering Services Topang Target Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca
ILUSTRASI. PGN kini tengah mengembangkan Liquified Natural Gas (LNG) sebagai bahan bakar yang ramah lingkungan bagi kapal laut.


Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) kini tengah mengembangkan Liquified Natural Gas (LNG) sebagai bahan bakar yang ramah lingkungan bagi kapal laut.

Penggunaan LNG sebagai bahan bakar kapal dapat mereduksi gas rumah kaca hingga 23% jika dibandingkan dengan bahan bakar berbasis minyak saat ini.

Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN Achmad Muchtasyar  mengungkapkan, PGN sebagai Subholding Gas Pertamina dan badan usaha gas bumi terbesar di Indonesia, menyiapkan diri dalam penyediaan LNG Bunkering Services.

LNG Bunkering Terminals dirancang sejak Juli 2022 dengan skema shore-to-ship Bunkering. Adapun terminal yang berpotensi dikembangkan untuk inisiatif ini adalah Terminal LNG Bontang dan Terminal LNG Arun.

Sedangkan LNG Bunkering Vessels menerapkan skema ship-to-ship Bunkering. Inisiatif yang didesain pada Desember 2022 ini berpotensi dikembangkan di sejumlah titik pelabuhan di Batam, Tanjung Priok – Cilegon, Tanjung Perak, Bali – NTB, Makassar – Kaltim, dan Teluk Bintuni.

Baca Juga: Ikhtiar PGN Kerek Konsumsi Gas Bumi Pelanggan Rumah Tangga

Menurutnya, saat ini LNG merupakan pilihan terbaik sebagai alternatif bahan bakar untuk kapal laut dalam rangka penurunan emisi.

"Selain itu, terdapat ketersediaan infrastruktur LNG di Bontang yang terletak di rute ALKI II yang melintasi Selat Lombok menuju Selat Makasar, rute ini lebih efisien untuk pelayaran dari Australia ke Asia Timur dan sebaliknya. Faktor kunci sukses untuk menyediakan LNG Bunkering adalah peran seluruh stakeholder untuk menciptakan sebuah shared commitment,” ujar Achmad dalam siaran pers, Jumat (20/10).

Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) merupakan alur yang ditetapkan untuk menghubungkan dua perairan bebas yaitu Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Alur Laut ini ditetapkan untuk pelaksanaan Hal Lintas Alur Laut Kepulauan berdasarkan konversi hukum international. Semua kapal dan pesawat udara asing yang melintas ke utara atau ke selatan, harus melintasi ALKI.

ALKI dibagi menjadi 3 (tiga) yakni ALKI I, ALKI II, dan ALKI III. Seperti yang diungkapkan sebelumnya, ALKI II merupakan rute pelayaran internasional terpendek antara Australia dan Asia Pasifik, sehingga lebih efisien sekitar 17%. Kondisi tersebut menjadi enabler untuk inisiatif LNG Bunkering di Terminal LNG Bontang sebagai alternatif yang berpotensi di Selat Malaka.

Achmad menilai, dengan kondisi peluang-peluang yang ada untuk LNG Bunkering Service, maka sinergi seluruh seluruh stakeholder sangat penting.

 

"Tak terbatas dalam hal penyediaan LNG beserta infrastrukturnya. Tetapi juga terkait engine & fuel conversion pada kapal, certificate of compliences, legal & permits, hingga kebijakan-kebijakan dari pemerintah yang supportif terhadap LNG Bunkering Services," tambah Achmad.

Achmad menambahkan, selain untuk menambah portofolio bisnis, PGN menjunjung tinggi nilai lebih dari LNG sebagai alternatif energi yang ramah lingkungan untuk bahan bakar kapal laut.  Lebih dari 85% komposisi LNG adalah metana (CH4) yang memiliki karbon terendah. Maka LNG Bunkering services diharapkan dapat meningkatkan pemanfaatan gas bumi menuju pencapaian target NZE 2060 dan menghadapi perubahan iklim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×