Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) alias PGN memaparkan fokus rencana bisnis di tahun 2024.
Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Hutama mengatakan, tahun 2024 akan menjadi milestone penting PGN dalam layanan gas alam cair alias liquefied natural gas (LNG) ke pasar domestik.
PGN juga akan mengupayakan untuk menjaga reabilitas dan keandalan pasokan yang diharapkan oleh seluruh pelanggan.
“Tahun 2024 merupakan PGN saat ini telah memasuki era layanan baru yaitu komoditas LNG untuk keberlanjutan gas bumi dalam negeri,” ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (30/5).
Baca Juga: PGN (PGAS) Bakal Bagi Dividen US$ 222,43 Juta dari Laba Tahun Buku 2023
Pada bulan Mei 2024, PGN mendapatkan tambahan pasokan gas dari hasil regasifikasi LNG yang keberminatannya cukup baik.
”Layanan LNG menjadi salah satu solusi yang paling feasible guna menjaga reabilitas pasokan dan memperkuat integrasi layanan gas bumi,” ungkapnya.
PGAS juga telah menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Tahun Buku 2023 (RUPST), Kamis (30/5). Dalam rapat tersebut, PGAS akan membagikan dividen sebesar US$ 222,43 juta dari buku tahun 2023.
Asal tahu saja, PGAS mencatatkan laba US$ 278,09 juta di tahun 2023, turun 14,75% dari tahun sebelumnya yang sebesar US$ 326,23 juta.
Penurunan laba terjadi di tengah kenaikan pendapatan sebesar 1,89% ke US$ 3,64 miliar di tahun 2023. Per akhir 2022, pendapatan PGAS sebesar US$ 3,56 juta.
Rahmat mengatakan, PGN berhasil melalui tantangan ketidakpastian dan dinamika industri pada periode tahun 2023 yang secara langsung mempengaruhi kinerja perusahaan.
“Namun, PGN tetap melanjutkan komitmen memperkuat posisi sebagai pemain utama penyedia gas bumi dan fokus pada optimalisasi pengelolaan gas bumi, peningkatan konektivitas infrastruktur dan diversifikasi bisnis,” ungkapnya.
Kemudian, untuk Laba Operasi tercatat sebesar US$ 542,42 juta dengan Laba Bersih Tahun Berjalan Yang Diatribusikan ke Entitas Induk sebesar US$ 278,1 juta.
Sepanjang tahun 2023, volume pengelolaan gas PGN tetap tumbuh positif dengan volume niaga gas dan tua mencapai 977 BBTUD atau naik 6% dari tahun 2022. Sedangkan pengaliran gas bumi melalui pipa transmisi mencapai 1.458 MMSCFD atau naik 8% dibandingkan tahun lalu dengan pasokan gas berasal dari kontrak pasokan gas eksisting dan baru.
PGN juga mencatat pertumbuhan panjang pipa jaringan gas bumi PGN menjadi 12.692 KM dari sebelumnya 11.525 km, naik 10% atau bertambah 1.167 KM sepanjang tahun 2023.
“Kemudian untuk volume lifting minyak dan gas bumi di tahun 2023 tercapai sebesar 9,16 MMBOE,” paparnya.
Rahmat menuturkan, beberapa portofolio usaha yang dilaksanakan Subholding Gas Grup mencapai pertumbuhan kinerja. Transportasi minyak mencapai sebesar 56,86 MMBOE atau tumbuh signifikan 305% dari tahun lalu, terutama dikontribusikan dari penyaluran minyak melalui pipa Rokan.
Tren kenaikan turut terlihat pada volume regasifikasi sebesar 158 BBTUD atau meningkat 10% dari tahun sebelumnya, serta pemrosesan LPG mencapai 38.782 ton di tahun 2023.
Baca Juga: Optimalkan Potensi Gas Bumi, PGN Pacu Integrasi Infrastruktur
PGN juga menjalankan customer acquisition untuk mencapai target volume pengelolaan gas melalui penambahan pelanggan baru, pengembangan bisnis LNG, penyediaan infrastruktur beyond pipeline dan perluasan layanan jargas rumah tangga.
Jumlah pelanggan PGN saat ini masih didominasi segmen pelanggan rumah tangga sebesar 825.856 pelanggan.
“Sedangkan, pelanggan industri-komersial dan pelanggan kecil masing-masing sebesar 3.103 pelanggan dan 1.976 pelanggan,” tuturnya.
Kata Rahmat, inisiatif dalam kebijakan strategis PGN juga termasuk melakukan optimasi biaya dan pengelolaan anggaran yang efektif serta liability management.
Pada tahun 2023, PGN melaksanakan liability management pembelian kembali surat utang obligasi (bond buyback) PGN dan PT Saka Energi Indonesia (SAKA). Pelaksanaan buyback berdampak pada penurunan beban keuangan Perseroan di tahun 2023 sebesar 26% dari tahun sebelumnya.
Secara aktif, PGN mendukung program-program strategis Pemerintah di antaranya pembangunan jaringan gas rumah tangga, kajian detail pembangunan pipa transmisi APBN, serta program-program penugasan lainnya, seperti pembangunan infrastruktur jaringan gas bumi di IKN.
Peluang pemanfaatan gas bumi di masa transisi juga akan PGN ambil dengan integrasi infrastruktur eksisting agar semakin berkembang. Dengan integrasi akan dapat memenuhi kebutuhan di titik ekonomi baru, kawasan industri, transportasi melalui CNG dan transportasi laut.
“Selain itu, mengejar agreasi dengan memenuhi kebutuhan gas bumi di sektor pembangkit listrik, refinery milik Pertamina, dan anchor buyer lainnya,” paparnya.
Guna menjaga reabilitas pasokan gas bumi, PGN melakukan berbagai optimasi penyaluran gas dengan tambahan pasokan gas dari pemasok lain yang memiliki kelebihan ketersediaan gas serta penambahan pasokan dari sumber baru.
“Peran FSRU Lampung yang terintegrasi dengan Pipa South Sumatera – West Java (SSWJ) semakin penting sebagai enabler supply point bagi pasokan baru yang bersumber dari LNG,” ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News