Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Phapros Tbk yang merupakan salah satu anak perusahaan PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) kembali memenangkan tender obat e-catalog untuk dua tahun ke depan, berdasarkan Rencana Kebutuhan Obat (RKO) fasilitas kesehatan diseluruh Indonesia yang ditetapkan oleh pemerintah.
“Untuk tahun 2018 ini nilai e-catalog yang dimenangkan Phapros naik lebih dari 100% dari total nilai yang kami dapatkan saat lelang e-catalogue tahun 2017 lalu. Pada tahun lalu nilai e-catalog yang kami menangkan sejumlah Rp 498 miliar,” ujar Barokah Sri Utami yang kerap dipanggil Emmy, Direktur Utama Phapros dalam keterangan pers, Jumat (9/2).
Peluang Phapros untuk masuk ke pasar e-catalog menurut Emmy dari tahun ke tahun semakin besar. Pada tahun 2013 saja, nilai anggaran belanja negara terhadap produk e-catalog di sektor kesehatan mencapai lebih dari Rp 4 triliun. Angka ini semakin meningkat di tahun 2017–2018 yang mencapai Rp 9 triliun.
Ini mendorong Phapros untuk bisa memberikan kontribusi positif di era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) seperti saat ini. “Ke depannya kami akan pastikan agar supply produk tetap baik dan terjaga sehingga kami bisa memberikan yang terbaik untuk menyukseskan program JKN/BPJS Kesehatan,” tambah Emmy.
Berdasarkan pengumuman yang disampaikan LKPP pada akhir 2017 lalu, Phapros kembali memenangkan tender e-catalog untuk dua periode 2018 dan 2019 senilai Rp 2 triliun. Ada 27 jenis obat paket lelang yang dimenangkan Phapros. Jumlah ini masih di luar 9 jenis obat paket tambahan senilai lebih dari Rp 40 miliar. Sehingga, total obat yang dimenangkan Phapros sebanyak 36 jenis.
Adapun dari 36 jenis obat yang dimenangkan Phapros dalam e-catalog, tablet tambah darah (TTD) dan fixed-dose combination (FDC) sebagai obat tuberculosis (TB) menjadi kontributor terbesar, yakni mencapai lebih dari Rp 300 miliar.
Tablet tambah darah dan FDC merupakan program pemerintah yang tengah berusaha menurunkan penderita anemia pada remaja dan ibu hamil yang berujung menurunkan angka kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis (stunting). Saat ini, kasus TB yang angkanya masih besar di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News