Reporter: Leni Wandira | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Hariyadi Sukamdani, menyatakan bahwa pembangunan hotel di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara masih berada dalam tahap "wait and see".
Hal itu disebabkan oleh ketidakpastian terkait status IKN sebagai ibu kota baru, mengingat hingga saat ini Presiden Prabowo belum meneken Keputusan Presiden (Keppres) mengenai pemindahan ibu kota.
“Semua masih menunggu kepastian apakah IKN benar-benar akan menjadi ibu kota. Sampai sekarang kan belum ada pemindahan nyata dan demand-nya juga belum terlihat jelas di sana,” ujar Hariyadi, Kamis (21/11).
Ia menambahkan bahwa pembangunan hotel di wilayah baru seperti IKN bukanlah prioritas utama. Menurutnya, urutan pengembangan logis adalah mendahulukan pembangunan infrastruktur, diikuti oleh kawasan residensial, dan terakhir sektor komersial seperti hotel, mal, dan ruang perkantoran.
Baca Juga: Hotel dan Restoran Terpukul PPN 12%
“Kalau guyonan teman-teman, kok Pemilihan Gubernur masih DKI, bukan DKJ? Kan ini bikin orang bertanya-tanya, jadi pindah atau tidak ibu kotanya,” imbuhnya, menyiratkan keraguan yang masih melingkupi pelaku usaha.
Hariyadi juga menyoroti kekhawatiran dari berbagai sektor komersial lainnya seperti pusat perbelanjaan dan penyewaan ruang kantor, yang juga bergantung pada kejelasan status IKN. “Bukan hanya hotel dan restoran, tapi sektor komersial lain juga menunggu kepastian ini. Kalau tidak ada demand, bagaimana kami bisa masuk?” katanya.
Situasi ini diperburuk oleh rencana Menteri Keuangan Sri Mulyani yang dikabarkan akan menghentikan anggaran untuk proyek-proyek infrastruktur besar, termasuk di IKN. Hal ini semakin menambah keraguan atas keberlanjutan proyek pembangunan di ibu kota baru tersebut.
Dengan ketidakpastian yang masih menyelimuti IKN, sektor perhotelan tampaknya akan terus menunda rencana investasinya hingga kepastian lebih lanjut dari pemerintah.
“Pemerintah harus segera memberikan kejelasan terkait masa depan IKN. Jika statusnya jelas dan ada kebutuhan yang nyata di sana, sektor perhotelan dan restoran tentu akan mendukung pembangunan,” tutup Hariyadi.
Baca Juga: Daya Beli Menurun, PHRI Prediksi Okupansi Turun 10% di Momen Libur Nataru 2025
Selanjutnya: Akseleran Ungkap Pengawasan OJK Terhadap Fintech Lending
Menarik Dibaca: Wilayah Ini Hujan Petir, Berikut Ramalan Cuaca Besok (22/11) di Jawa Barat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News