Reporter: David Oliver Purba | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Pertemuan bilateral antara Presiden Joko Widodo dengan Putera Mahkota Uni Emirat Arab (UEA) Mohammed bin Zayed Al Nahyan, menghasilkan beberapa kesepakatan kerjasama. Salah satunya di sektor pertahanan. PT Pindad (Persero) dipercaya UEA sebagai partner perdagangan senjata ke negara tersebut.
“Kerjasama ini merupakan merupakan terobosan bagi produk alat utama sistem persenjataan (alutsista) buatan Pindad ke pasar Timur Tengah,” ungkap Direktur Utama Pindad, Silmy Karim dalam siaran resmi yang di terima KONTAN, Senin (14/9).
Jalinan kerjasama yang disepakati mencakup rencana transfer teknologi dan lisensi dari senapan serbu SS2 dan distribusi serta pemasaran aneka produk amunisi ke negara negara Timur Tengah melalui mitra strategisnyaa, Continental Aviation Service (CAS).
Sebaliknya dari UAE, pihak CAS bekerjasama dengan Rheinmentall Defense (RhD) Canada akan melakukan alih teknologi dan investasi untuk penjajakan pembuatan remote weapon system (RWS) dengan merek Pindad yang bisa dipasarkan untuk kebutuhan domestik TNI dan Polri atau pasar di Asia Tenggara
“Kami sepakat untuk bekerjasam dengan Pindad sebagai special hub bagi produksi RWS untuk pasar di Indonesia dan Asia Tenggara,” ujar Juergen Fiebig CEO dari CAS.
Di samping dua nota kesepahaman ini, Pindad tengah menjajaki rencana pembuatan tank boat dengan kanon 105 mm. Produk terbaru ini merupakan inovasi hasil kerjasama Pindad dengan produsen kapal, PT Lundin dari Banyuwangi dan produsen kanon 105 mm Cockeril dari Belgia.
Pihak berwenang di UAE telah mengadakan pembicaraan dan perumusan kerjasama untuk pemesanan sejumlah tank boat buatan Indonesia tersebut. “Kami dengan mitra dari UAE membahas potensi pengadaan sekitar 100 unit tank boat, ini akan menjadi ekspor besar bagi industri pertahanan Indonesia ke UAE,” ujar Liza Lundin, Direktur PT Lundin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News