kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PKT Siap Ekspor Pupuk 198.000 Ton


Senin, 02 Agustus 2010 / 07:25 WIB
PKT Siap Ekspor Pupuk 198.000 Ton


Reporter: Herlina KD |

JAKARTA. Perubahan iklim yang mengakibatkan pergeseran musim tanam di Indonesia menyebabkan penyerapan pupuk petani masih sangat minim. Akibatnya, terjadi penumpukan stok produksi pupuk pada tingkat produsen. Itu sebabnya, PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) berniat mengekspor pupuknya tahun ini.

Direktur Utama PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) Hidayat Nyakman menghitung, potensi ekspor pupuk dari PKT sebesar 350.000 ton. "Yang sudah mendapat izin dari Mendag sebesar 198.000 ton," katanya akhir pekan lalu.

Selama Januari hingga Juni ini, penyerapan pupuk subsidi dari PKT hanya 70% dari kuota yang ada. "Tapi setelah Juni penyerapannya sudah mulai naik," kata Hidayat.

Karena penumpukan stok pupuk ini pula, Hidayat mengaku PKT saat ini terpaksa mengurangi produksi pupuknya. "Volume produksi diturunkan sekitar 6% -7% dari produksi normal," kata Hidayat. Biasanya, imbuhnya, PKT memproduksi pupuk sebanyak 9.000 ton per hari.

Saat ini produksi pupuk PKT dikurangi sekitar 630 ton per hari. Artinya, dengan penumpukan stok di gudang, PKT hanya memproduksi pupuk sekitar 8.370 ton per hari.

Tahun lalu, Kementerian Perdagangan menerbitkan izin ekspor pupuk urea dengan total kuota sekitar 478.000 ton. Izin ekspor ini diberikan kepada empat perusahaan yakni PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) sebanyak 208.000 ton, PT Pupuk Kujang (PKC) 58.000 ton, PT Pupuk Sriwijaya (Pusri) 196.000 ton, dan PT Petro Kimia Gresik (PKG) 16.000 ton.

Akhir pekan lalu, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu bilang, berdasarkan hasil penghitungan konsumsi pupuk nasional menyimpulkan kebutuhan pupuk dalam negeri sudah mencukupi, sehingga produsen yang memiliki kelebihan produksi bisa melakukan ekspor pupuk. "Usulannya saat ini sedang diproses," kata Mari.

Menurut Mari, dalam penghitungan kebutuhan bubuk tahun 2010 ini terdapat sisa pupuk yang bisa dimanfaatkan untuk ekspor. Ia memperkirakan jumlah ekspor pupuk yang diizinkan untuk tahun ini akan lebih besar ketimbang tahun 2009 lalu. "Tahun ini akan lebih banyak dibanding tahun lalu," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×