kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45922,18   12,88   1.42%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kuartal I, PKT Bukukan Laba Bersih Rp 250 Miliar


Rabu, 19 Mei 2010 / 11:34 WIB
Kuartal I, PKT Bukukan Laba Bersih Rp 250 Miliar


Reporter: Fitri Nur Arifenie |

JAKARTA. Per 31 Maret 2010, PT Pupuk Kalimantan Timur (Persero) atau PKT berhasil meraup pendapatan sebesar Rp 1,9 triliun dan laba bersih sekitar Rp 250 miliar. Volume penjualan pupuk per kuartal I hampir mendekati 800.000 ton, dimana realisasi penjualan urea masih yang terbesar yakni 711.087 ton. Sementara itu untuk amoniak 48.516 ton dan NPK 38.414 ton.

”Pada kuartal I, realisasi produksi dan penjualan Urea dan NPK lebih rendah dari RKAP karena serapan untuk pupuk subsidinya masih 72 persen. Tapi kita terdongrak dari penjualan pupuk non-subsidi,” kata Direktur Pemasaran PKT Ida Bagus Agra Kusuma.

Pada tahun 2009, PKT berhasil membukukan laba bersih Rp 832,3 miliar, meningkat Rp 205 miliar dari tahun 2008 yang sebesar Rp 627 miliar. Sepanjang tahun 2009, perseroan memproduksi 2,94 juta urea dan 1,88 juta amoniak. Produksi amoniak bahkan melewati kapasitas produksi PKT sebesar 1,85 juta ton per tahun. Sedangkan kapasitas produksi urea sendiri yakni 2,98 juta ton per tahun.

Selama tahun 2009, PKT menyalurkan urea sejumlah 2,1 juta ton urea bersubsidi, termasuk membantu memasok urea bersubsidi ke PT Pusri dan PT Petrokimia Gresik sejumlah 400.000 ton. Perseroan mengklaim pada tahun lalu hampir tidak ada keluhan terkait kelangkaan pupuk bersubsidi. PKT sendiri berhasil mengekspor urea sejumlah 197.303 ton.

“Selama 32 tahun, tahun lalu merupakan angka produksi tertinggi PKT dan merupakan prestasi yang spektakuler,” kata Direktur Utama PKT, Hidayat Nyakman.

Menurut Hidayat, keberhasilan tersebut tidak lepas dari penerapan system Manufacturing Excellence (Manufex) untuk memonitor kinerja pabrik, mengidentifikasi kelemahan dan ‘performance killer’ serta melakukan perbaikan berkesinambungan.

”Hasilnya terjadi penurunan unscheduled shut down (matinya pabrik di luar rencana) yang biasanya 12 hari dalam setahun, tahun lalu tidak sampai segitu,” kata Hidayat.

Selain itu dengan Manufex, perseroan bisa menghemat pemakaian gas hingga 2 persen atau hemat sekitar US$ 10 juta per tahun. Untuk tahun 2010, perseroan menargetkan perolehan laba menembus angka Rp 1 triliun dan produksi pupuk mencapai 3 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×