Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Setelah lama terkatung-katung, proyek pembangunan Pabrik Kalimantan Timur (PKT) V akan segera dibangun, setelah PKT V sudah mendapatkan pasokan gas.
Hari ini telah ditandatangani perjanjian jual beli gas (pjbg) antara PKT V dengan Kontraktor Kontrak Kerjasama Blok Mahakam (Total E&P Indonesie dan Inpex Corporation) dan Kontraktor Kontrak Kerjasama Blok Sebuku (Pearl Oil Sebuku Ltd, Total E&P Sebuku dan Inpex South Makassar).
"Jumlah volumenya mencapai 80 juta kaki kubik per hari (mmscfd) dan mulai dialirkan pada 1 Januari 2012 selama 10 tahun," ujar Direktur Utama PKT V, Aas Asikin Idat, Senin (20/6).
Sayangnya, Aas tidak mau menyebutkan secara detail berapa persisnya harga gas tersebut. Aas hanya mengatakan bahwa harga gas PKT V sesuai dengan formula harga amonia dan urea. "Untuk harga gas keseluruhan PKT formula harganya mencapai US$ 4 per mmscfd hingga US$ 5,8 per mmscfd," kata Aas.
Aas bercerita, untuk pasokan gas ini selama PKT V belum selesai dibangun, akan diperuntukkan untuk PKT I. Rencananya pada tahun ini PKT V akan dibangun dan membutuhkan waktu selama 33 bulan. Untuk tender engineering procurement contract (epc) sudah dilakukan sejak Maret 2010. Terakhir ada delapan nama yang bersaing untuk mendapatkan tender tersebut.
"Nama pemenang tender EPC sudah ditentukan yakni Inti Karya Persada Teknik (IKPT) dan Toyo Kanetsu Indonesia," kata Aas. Meski molor, Aas mengaku nilai proyek pembangunan PKT V tidak berubah sesuai dengan dokumen tender yakni masih US$ 870 juta.
Vice President Corporate Communications and Government Relations PT Total E&P Indonesie, Judith J. Navarro Dipodiputro mengatakan untuk pasokan satu tahun pertama berasal dari blok Mahakam.
Sedangkan selama 9 tahun berikutnya sisanya akan dipasok dari blok Sebuku. "Meski yang memasok berbeda, volume akan tetap sama, perjanjiannya kan sudah seperti itu. Kita harapkan produksinya bisa memenuhi kebutuhan," kata Judith.
Menurut Judith, selama ini Total E&P Indonesia sudah memasok kepada Pupuk Kalimantan Timur (PKT) sebesar 260 mmscfd hingga 270 mmscfd. "Kalau untuk industri secara keseluruhan, Total memasok gas sebesar 318 mmscfd," tutur Judith.
Kapasitas produksi PKT V ini mencapai 1,15 juta ton urea dan produksi amonia sebesar 825.000 ton. Direktur Utama Pusri Holding, Arifin Tasrif mengatakan, dengan pembangunan pabrik PKT V ini, produksi urea akan menjadi 8,6 juta ton per tahun. "Dengan adanya PKT V kita harapkan akan menjadi produsen pupuk paling besar se-Asia Tenggara," ungkap Arifin.
Arifin melanjutkan proyek PKT V merupakan program revitalisasi pabrik pupuk untuk menopang ketahanan pangan. Nantinya, PKT V ini akan menggantikan operasionalisasi PKT I yang umurnya sudah tua dan tidak efisien lagi.
Setelah ini, hanya tinggal dua pabrik lagi yang belum selesai urusan pasokan gasnya yakni pabrik amonia urea II Petrokimia dan Pusri 2B," tandas Arifin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News