Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) berupaya mewujudkan transisi energi, khususnya dalam hal pendanaan dengan mengajak komunitas global untuk berkolaborasi.
Menteri Koordinator Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menekankan pentingnya Global Blended Finance Alliance (GBFA) sebagai landasan transformasi dan pengetahuan masa depan.
GBFA akan mempercepat penciptaan nilai dan investasi di sektor-sektor ekonomi utama, salah satunya melalui skema Just Energy Transition Partnership (JETP).
Baca Juga: Hadirnya PLTA Jatigede Meningkatkan Bauran Energi dari EBT Sebesar 110 MW
“Mata dunia tertuju pada Indonesia sehingga kita harus menjadi contoh transisi energi berkeadilan yang benar-benar berhasil menyeimbangkan pembangunan ekonomi, keadilan sosial, dan pengelolaan lingkungan hidup,” kata Menko Luhut dalam keterangan resmi, Selasa (21/5).
Luhut menambahkan, kolaborasi diperlukan untuk memecahkan tantangan global transisi energi. Inisiatif seperti JETP perlu didukung oleh keselarasan pemangku kepentingan yang kuat tidak hanya pada aspek teknis, namun juga relasional sehingga dapat menggunakan kesempatan ini untuk belajar bersama dalam memecahkan tantangan.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan salah satu tantangan terbesar dalam transisi energi saat ini adalah dukungan pembiayaan.
"Untuk mendapatkan dukungan finansial yang memadai, terdapat beberapa inisiatif seperti JETP, AZEC, IPEF yang saat ini sedang berjalan, kami memerlukan dukungan finansial lebih lanjut untuk mempercepat pencapaian NZE," terang Arifin.
Baca Juga: SP PLN Menolak Skema Power Wheeling
Arifin menambahkan, Pemerintah selalu memprioritaskan daya beli serta kesejahteraan masyarakat dalam menjalankan transisi energi dengan memastikan bahwa program transisi energi bersih harus memberikan dampak positif bagi masyarakat.
"Kerja sama antara negara maju dan berkembang harus diperkuat untuk saling mengisi kesenjangan, sehingga tidak ada yang tertinggal," ujar Arifin.
Dalam Deepdive Session di sela agenda yang sama, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan pihaknya kini tidak hanya berfokus pada penyediaan listrik semata, melainkan juga terhadap lingkungan yang berkelanjutan.
"Melalui transisi energi, kita harus memastikan generasi yang akan datang memiliki masa depan lebih baik. Kita tidak bisa terfragmentasi, kita harus bersatu dan berkolaborasi. Kolaborasi dalam teknologi, kolaborasi dalam inovasi dan juga kolaborasi dalam pendanaan," tuturnya.
Darmawan menegaskan bahwa PLN tengah menyiapkan rencana ketenagalistrikan nasional yang lebih hijau dari yang pernah ada. Melalui roadmap ini, PLN akan meningkatkan kapasitas bauran Energi Baru dan Terbarukan (EBT) sebesar 75% dan Gas sebesar 25% pada tahun 2040.
Baca Juga: PLN Gandeng Ditjen Gatrik Kendalikan Perubahan Iklim di Subsektor Pembangkit Listrik
Upaya tersebut tentu menjadi peluang berbagai pihak untuk turut berkolaborasi, salah satunya melalui blended finance atau instrumen pendanaan yang menggabungkan pembiayaan publik dengan pembiayaan swasta sehingga menawarkan biaya modal yang lebih rendah.
"PLN sangat terbuka dengan pendanaan berskema blended finance, mengingat kolaborasi pendanaan seperti ini sangat dibutuhkan selama masa transisi menuju Net Zero Emissions," terang Darmawan.
"Skema blended finance perlu terus didorong agar jenis pendanaan ini dapat lebih berkembang dan menjadi pendorong terhadap akselerasi transisi energi," pungkasnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News