Reporter: Azis Husaini | Editor: Azis Husaini
JAKARTA. PT Pelayanan Listrik Nasional (PLN) Batam terus memperkuat pasokan energi listrik untuk sistem kelistrikan Batam yang kelolanya. Selain melakukan perbaikan bauran energi (energy mix) dengan mengurangi pemakaian Bahan Bakar Minyak (BBM) juga melakukan penambahan pembangkit listrik yang dioperasikan sendiri.
"Memiliki pembangkit sendiri akan menghapus anggapan PLN Batam cuma berperan sebagai 'trader" yang mungkin kurang menguntungkan bagi perusahaan listrik yang akan IPO," kata Sekretaris Perusahaan PT PLN Batam, Kurnia Rumdhony dalam situs Kementerian ESDM, Senin (30/12).
Saat ini, kata Kurnia, komposisi pembangkit yang dioperasikan sendiri masih sebesar 20% dan pembangkitan swasta (Independen Power Producer-IPP) mencapai 80%. Menurut Sekretaris Perusahaan PT PLN Batam, Kurnia Rumdhony ditargetkan porsi pengelolaan pembangkitan sendiri bisa meningkat dari 20% menjadi 50%.
Untuk mencapai target tersebut PT PLN Batam melakukan investasi pembangunan pembangkit baru yang antara lain akan mulai beroperasi mulai tahun depan. Pembangkit baru yang segera beroperasi antara lain PLTG Tanjung Uncang berkapasitas 2X65 MW pada akhir 2014 dan pembangkit batu bara PLTU Batam 2X100 Mega Watt (MW).
Menurut dia, peningkatan porsi pembangkitan sendiri itu bertujuan mengurangi ketergantungan PLN kepada pihak swasta. Hal ini akan memberikan citra positif bagi PLN Batam yang akan melakukan penawaran saham perdana (IPO) pada 2014. Kementerian BUMN memutuskan anak perusahaan PT PLN (Persero) ini akan mendaftar di lantai bursa pada tahun depan, mundur dari jadwal semula semester II 2013.
Ia mengatakan bahwa PLTG Tanjung Uncang yang menelan investasi Rp1,3 triliun kini sudah masuk tahap konstruksi. Kebutuhan gas pembangkit ini akan dipasok dari lapangan gas Gajah Baru di Natuna. Sementara untuk PLTU Batam studi kelayakannya sudah selesai dan diharapkan beroperasi pada tahun 2015/2016.
Sedang Direktur Operasi PT PLN Batam, M Tagor Sidjabat dalam kesempatan yang sama menjelaskan, bahwa keberadaan kedua pembangkit baru tersebut nantinya akan memperkuat pasokan kelistrikan di wilayah Batam. Saat ini sistem Batam mempunyai kapasitas terpasang 392 MW dengan beban puncak 310 MW. Sekitar 70% kelistrikan Batam dipasok oleh pembangkit gas dan 30% pembangkit batubara.
Tagor mengatakan ketersediaan pasokan listrik di Batam nantinya juga akan dialirkan ke pulau-pulau sekitarnya melalui pembangunan jaringan interkoneksi kabel bawah laut. Proyek interkoneksi kabel bawah laut 150 kV Batam-Bintan sepanjang 8,4 km kini sudah berjalan. Proyek ini dijadwalkan rampung pada Juni 2014. Selain itu, untuk interkonekasi jaringan 20 kV Batam-Pulau Belakang Padang sejauh 4,7 km sudah beroeprasi sejak Juni 2013.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News