Reporter: Gentur Putro Jati |
JAKARTA. PT PLN (Persero) mempertimbangkan untuk mencari mitra alternatif dalam memasok gas untuk PLTGU Tanjung Priok.
Wakil Direktur Utama PLN Rudiantara menjelaskan saat ini PLN sudah berkongsi dengan PT PGN Tbk dan PT Pertamina (Persero) untuk membangun LNG Receiving Terminal di Banten berkapasitas 3 juta metrik ton yang akan memasok PLTGU Tanjung Priok, Muara Karang dan Muara Tawar.
Namun, konsorsium sampai saat ini masih berdebat apakah terminal itu akan dibangun di atas tanah atau dibuat terminal apung (floating storage).
Selain itu menurut Rudiantara, konsorsium juga baru mendapat kepastian pasokan gas sebanyak 1,5 juta metrik ton dari Total EP sementara yang dibutuhkan 3 juta metrik ton.
"Kalau dipaksakan beroperasi hanya separuh dari kapasitasnya, proyek jadi tidak ekonomis. Makanya sambil menunggu kepastian pasokan 3 juta metrik ton diperoleh, PLN harus mencari solusi bagaimana memasok gas untuk PLTGU Tanjung Priok. Karena repoweringnya sudah mau berjalan pada 2011 sejak di tandatangani 2008 lalu. Kita melihat salah satu opsinya itu menggunakan floating storage," kata Rudiantara, Kamis (5/3).
PLN menurutnya akan membuka tawaran bekerjasama dengan perusahaan gas yang berminat memasok gas alternatif tersebut. Meskipun konsorsium dengan PGN dan Pertamina tetap melakukan pembahasan.
"Kalau misalnya dari konsorsium PGN dan Pertamina bisa memberikan solusi yang ekonomis ya kita teruskan. Tapi kita juga memikirkan mencari gas lain yang lebih efisien. PLN kan harus efisien, tidak boleh kalau proyeknya tidak efisien," tambahnya.
PLN khawatir ketika program regasifikasi Tanjung Priok sudah selesai, terminal yang dibangun bersama PGN dan Pertamina belum selesai. Padahal PLN tidak mungkin kembali menggunakan BBM di Tanjung Priok kalau tidak mau target efisiensinya tertunda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News