Reporter: Mimi Silvia | Editor: Azis Husaini
JAKARTA. PT PLN (Persero) tahun depan siap mengekspor listrik sebesar 2 megawatt (MW) ke Papua Nugini. Pa-sokan listrik itu bakal dikirim dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Holtekamp di Jayapura ke Vanimo dan Aitape, Papua Nugini (PNG).
Direktur Utama PLN Nur Pamudji mengatakan, saat ini beban puncak di Papua hanya 57 MW, sementara kapasitas terpasang telah mencapai 61 MW. Namun, untuk melakukan ekspor listrik, PLN akan membangun PLTU Holtekamp berkapasitas 2 x 10 MW di Jayapura.
"PLN akan mengaliri listrik ke Vanimo dan Aitape yang merupakan daerah perbatasan milik Papua Nugini, jarak kedua daerah itu 25 km dari Jayapura dan belum teraliri listrik," ungkap dia usai penandatanganan memorandum of understanding (MoU) di berbagai sektor dengan Pemerintah Papua Nugini, Selasa (18/6).
Pamudji berharap, pembangkit listrik baru itu, selain untuk keperluan ekspor, juga untuk menambah pasokan listrik di Papua. "Pembangunannya kami mulai kuartal 1 tahun depan, dan listrik akan mengalir di daerah perbatasan pada bulan Mei 2014," kata Pamudji.
Pamudji bilang, sejauh ini soal investasi untuk pembangunan pembangkit anyar itu masih dibicarakan. Namun yang pasti, harga listrik yang nantinya dijual tidak akan disubsidi oleh negara. "Yang paling penting listrik ini tidak ada subsidi. Tidak boleh ada subsidi untuk listrik yang diekspor," kata Pamudji.
Sementara itu, untuk investasi pembangunan jaringan transmisi ke dua negara tersebut, Pamudji mengatakan, PLN dan perusahaan listrik Papua Nugini akan membiayai bersama pembangunan jaringan transmisi tersebut.
Selain PLN, ada Pertamina, Garuda, dan Telkom yang bakal ekspansi ke Papua Nugini. Menurut Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko Pertamina, Afdal Bahaudin, pihaknya akan ikut mengelola blok migas di Papua Nugini. "Tapi belum tahu investasinya," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News