Reporter: Dimas Andi | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Energi Primer Indonesia (EPI) turut mengembangkan biomassa untuk kebutuhan cofiring Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Hal ini untuk mendukung penyediaan energi terbarukan sekaligus menekan emisi karbon di Indonesia.
Direktur Utama PLN EPI Iwan Agung Firstantara mengatakan, pihaknya menargetkan dapat menyuplai biomassa sebanyak 10,2 juta ton untuk 52 PLTU pada 2025 mendatang. Namun, saat ini pemanfaatan biomassa masih tergolong rendah di Indonesia.
Pada 2022 lalu, PLN menyuplai 0,45 juta ton biomassa untuk 35 PLTU di Indonesia. Sedangkan pada tahun ini, suplai biomassa ditargetkan mencapai 1,05 juta ton untuk 47 PLTU.
Baca Juga: PLN Energi Primer Indonesia Pastikan Pasokan Batubara untuk Kelistrikan Terjaga
“Butuh usaha lebih keras untuk meningkatkan pasokan biomassa, karena PLN EPI juga harus rebutan dengan negara lain yang berminat dengan biomassa asal Indonesia,” terang dia dalam acara media briefing, Selasa (28/2).
Antonius Aris Sudjatmiko, Direktur Biomassa PLN EPI menambahkan, tahun ini seluruh kebutuhan bahan baku biomassa seperti sekam padi, cangkang sawit, dan lain-lain diperoleh langsung dari masyarakat, tepatnya dari kelompok petani dan UMKM sektor pertanian atau perkebunan.
Sedangkan pada 2024 mendatang, PLN EPI juga akan bekerja sama dengan Perhutani, PT Perkebunan Nusantara (PTPN), beberapa perusahaan swasta untuk mendorong peningkatan suplai bahan baku biomassa.
“Keterlibatan badan usaha lain untuk membantu kami memanfaatkan hutan-hutan industri untuk kebutuhan biomassa,” kata Anton dalam kesempatan yang sama.
Ia pun menambahkan, PLN EPI memastikan kualitas bahan baku biomassa yang diperoleh perusahaan tersebut benar-benar terjaga. Terlebih lagi, PLN EPI melarang produk biomassa yang berasal dari hasil deforestasi.
Baca Juga: PLN Sambut Positif Rencana Perdagangan Karbon Subsektor Kelistrikan
PLN EPI optimistis pengembangan biomassa untuk PLTU akan memangkas emisi karbon di Tanah Air. Pada tahun ini misalnya, dengan adanya tambahan suplai biomassa 1,05 juta ton, maka potensi reduksi emisi yang diperoleh yakni sebanyak 0,86 juta ton karbon dioksida (CO2).
Sementara pada 2025 nanti, suplai 10,20 juta ton biomassa akan berdampak pada pengurangan emisi sebanyak 11,58 juta ton CO2.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News