Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Energi Primer Indonesia (EPI) berupaya memastikan ketersediaan stok batubara untuk pembangkit listrik di Indonesia selalu terjaga.
Direktur Utama PLN EPI Iwan Agung Firstantara menyampaikan, saat ini stok batubara di Indonesia tergolong aman karena sudah berada di level 22 sampai 26 hari operasi (HOP) per Februari 2023. “Ini menjadi capaian HOP terbaik sepanjang sejarah PLN,” kata dia dalam media briefing, Selasa (28/2).
Dia menambahkan, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) non mulut tambang memiliki suplai batubara pada level 20—25 hari operasi. Sementara untuk PLTU mulut tambang, stok batubara di sana berada di level 15 hari operasi.
Baca Juga: Tak Ada Halangan dari Sisi Perpajakan dalam Pembentukan Holding PLN
PLN EPI pun cukup terbantu dengan adanya kebijakan domestic market obligation (DMO) dari Kementerian ESDM karena dapat membuat suplai batubara untuk pembangkit-pembangkit listrik di Indonesia selalu tersedia.
Perusahaan ini juga secara konsisten menjalankan kontrak jangka panjang dengan para pemasok batubara dan meminimalisir kontrak-kontrak spot. Strategi ini cukup efektif dalam mencegah masalah shortage batubara yang sempat dialami PLN pada awal 2022 lalu yang bertepatan dengan momen tren lonjakan harga komoditas tersebut.
“Kami tidak terpapar secara langsung oleh fluktuasi harga batubara yang ada di pasar global,” ujar dia.
Iwan turut menjelaskan, PLN EPI dibentuk sejak 21 September 2022 sebagai bagian dari pengembangan subholding baru PLN Group. Dahulu, ketika subholding energi primer belum muncul, pengelolaan energi primer dilakukan oleh banyak anak usaha PLN. Kondisi ini menimbulkan risiko ketidakseimbangan antara suplai dan permintaan serta inefisiensi di sepanjang rantai pasok.
PLN EPI lantas hadir sebagai rebranding dari PT PLN Batubara yang bertugas untuk mengkonsolidasikan pengelolaan energi primer di Tanah Air. Fokus bisnis PLN EPI tak hanya untuk pengembangan usaha batubara untuk kebutuhan pembangkit listrik, melainkan juga energi primer lainnya seperti gas bumi dan BBM, hingga pengembangan biomassa.
Baca Juga: Tata Kelola Batubara
Saat ini, PLN EPI memiliki skala bisnis yang besar karena perusahaan tersebut menyuplai batubara untuk pembangkit listrik dengan total kapasitas 44 gigawatt (GW). Angka ini terdiri dari 23 GW pembangkit listrik milik PT PLN Indonesia Power dan 21 GW pembangkit listrik milik PT PLN Nusantara Power.
Ketika PLN Batubara masih eksis, perusahaan ini mengelola transaksi energi primer sebanyak Rp 10 triliun berdasarkan prognosa laporan keuangan tahun 2022. Seiring dengan kehadiran PLN EPI, maka perusahaan tersebut diproyeksikan dapat mengelola transaksi energi primer senilai Rp 190 triliun pada 2023.
“PLN EPI akan menjadi penyedia energi terbesar di Indonesia, bahkan juga di Asia Tenggara,” tandas Iwan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News