kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,40   -901,40   -100.00%
  • EMAS1.354.000 1,65%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PLN jalankan komitmen konversi PLTD jadi pembangkit EBT di 2.130 lokasi


Senin, 02 November 2020 / 15:40 WIB
PLN jalankan komitmen konversi PLTD jadi pembangkit EBT di 2.130 lokasi
ILUSTRASI. Salah satu PLTD milik PLN


Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) berupaya mengawal transisi penggunaan energi ramah lingkungan. Salah satu upaya PLN adalah mengkonversi Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM) di seluruh Indonesia dengan pembangkit berbasis energi baru terbarukan (EBT).

Direktur Mega Project PLN M. Ikhsan Asaad mengatakan, PLN berencana mengkonversi PLTD di 2.130 lokasi di Indonesia dengan pembangkit EBT hingga tahun 2025 mendatang. Hal ini demi mendukung pemenuhan target bauran EBT sebanyak 23% dari total bauran energi nasional di tahun 2025 yang telah ditetapkan pemerintah.

“Total kapasitas PLTD yang dikonversi kurang lebih 2 gigawatt (GW). Ini jadi prioritas kami,” kata dia dalam konferensi pers virtual, Senin (2/11).

Baca Juga: PLN terus tingkatkan infrastruktur kelistrikan hingga layanan kepada pelanggan

Untuk tahap awal, PLN hendak mengkonversi PLTD menjadi pembangkit EBT di 200 lokasi dengan total kapasitas sekitar 225 megawatt (MW). Belum dijelaskan secara rinci PLTD mana saja yang akan diubah menjadi pembangkit EBT, namun Ikhsan bilang bahwa proyek ini berlaku di seluruh Indonesia dari Sabang sampai Merauke.

Dia juga menyebut, di tahap pertama ada beberapa kriteria PLTD yang akan dikonversi oleh PLN. Di antaranya PLTD yang memiliki mesin berusia tua atau sekitar 15 tahun, berada di lokasi terpencil, serta memiliki tingkat biaya pokok produksi (BPP) yang tinggi.

Adapun pembangkit EBT yang diprioritaskan untuk menggantikan PLTD di tahap awal adalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Hal ini didasari oleh kajian PLN yang menyatakan bahwa sebagian besar lokasi konversi PLTD tahap pertama cocok untuk pemasangan pembangkit surya.

“200 lokasi ini cukup hangat untuk bangun PLTS. Di tahap dua nanti akan berkembang. Ada pembangkit biomassa dan sumber lainnya seperti minihidro ataupun pembangkit tenaga bayu,” ungkap Ikhsan.

Ikhsan melanjutkan, pada bulan Desember mendatang, PLN akan mengadakan lelang untuk proyek konversi PLTD menjadi pembangkit EBT tahap pertama. Adapun target operasional pembangkit EBT sebagai pengganti PLTD di 200 lokasi pertama ditetapkan pada tahun 2022 mendatang.

Target tersebut mempertimbangkan durasi pengerjaan konstruksi pembangkit EBT yang membutuhkan waktu sekitar satu tahun. Ini mengingat jarak tempuh dan lokasi geografis pembangkit tersebut cukup menantang.

“Kami akan buka bidding-nya, perusahaan yang tertarik dengan investasi EBT di Indonesia bisa ikut,” imbuhnya.

Ikhsan belum bisa mengungkapkan biaya investasi untuk proyek konversi PLTD menjadi pembangkit EBT. Namun, ia memberi sinyal bahwa dana yang dibutuhkan untuk proyek tersebut bernilai besar. Maka dari itu, pihak PLN bekerja sama dengan Asian Development Bank (ADB) untuk membiayai proyek tersebut.

Baca Juga: Sudah normal lagi, PLN pastikan tidak akan ada pemadaman bergilir

Dia menilai, pencarian dana untuk membiayai proyek-proyek pembangkit EBT seharusnya lebih mudah dibandingkan proyek pembangkit batubara. Terlebih lagi, sudah ada beberapa lembaga keuangan internasional yang menarik diri dari proyek energi fosil.

PLN pun yakin program konversi PLTD menjadi pembangkit EBT akan memicu tumbuhnya pusat ekonomi baru di berbagai wilayah Indonesia, terutama daerah yang selama ini kerap identik dengan daerah terpencil. Kualitas elektrifikasi di Indonesia pun akan membaik lantaran pembangkit EBT nanti akan menghasilkan listrik yang dapat menyala selama 24 jam penuh tanpa gangguan

Konversi PLTD juga akan menghemat biaya untuk kebutuhan BBM yang tergolong tinggi. Termasuk di dalamnya biaya pengangkutan BBM tersebut hingga perawatan operasional pembangkit.

Tak hanya itu, proyek tersebut sangat penting demi menunjang kegiatan sehari-hari masyarakat di era kenormalan baru yang mana kebutuhan terhadap listrik sangat besar.

“Kami juga ajak provider-provider telekomunikasi dan Kemenkominfo. Kami akan listriki dan beri fasilitas internet untuk daerah-daerah pelosok,” pungkas Ikhsan.

Selanjutnya: Untuk Kebutuhan Blok Rokan, Pertamina Akan Membeli Listrik PLN

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×