Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) memperoleh pinjaman dana untuk kebutuhan investasi senilai Rp 8,5 triliun. Pinjaman ini didapatkan dari perbankan nasional.
Rinciannya, sebesar Rp 6,5 triliun mengucur dari sindikasi empat bank. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) meminjamkan Rp 2,5 triliun, PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Rp 2 triliun, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Rp 1 triliun dan PT Bank Internasioal Indonesia Tbk (BII) Rp 1 triliun.
Belum lama ini, BRI juga meningkatkan kerjasama untuk mendukung pengembangan sektor ketenagalistrikan melalui fasilitas pinjaman bilateral senilai Rp 2 triliun.
Direktur Utama PLN Nur Pamudji mengatakan, dana pinjaman ini akan digunakan untuk mendanai proyek-proyek investasi PLN. “Semua itu untuk mendukung perluasan pelayanan kelistrikan,” kata Nur dalam rilis resmi, Kamis (18/12).
Ia mengklaim, untuk mendukung kenaikan penjualan tenaga listrik nasional yang rata-rata mencapai 8% per tahun, PLN setiap tahunnya melaksanakan program investasi dengan menggunakan sumber dana antara lain dari kas internal, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), penerusan pinjaman dari pemerintah dan pinjaman PLN.
Direktur Bisnis Banking BNI Krishna R. Suparto mengatakan, pinjaman ini merupakan bentuk mendukung industri kelistrikan yang stategis di Indonesia. “Dan sejauh ini, khususnya PLN, kita lihat kinerjanya baik sekali. Walaupun banyak sekali tantangan-tantangan, sejauh ini rating kreditnya PLN sangat baik. Kinerja keuangannya juga baik”, jelas Krishna.
Dengan ditandatanganinya kedua fasilitas pinjaman tersebut menunjukkan bahwa PLN mendukung pemerintah untuk mengurangi pinjaman valuta asing agar dapat berkurang risikonya akibat depresiasi rupiah yang mungkin terjadi di masa yang akan datang.
Di samping itu, hal ini menunjukkan kepercayaan perbankan nasional kepada PLN dan dukungan dari perbankan nasional untuk pengembangan kelistrikan nasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News