Reporter: Filemon Agung | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) bekerjasama dengan PT Energy Management Indonesia (EMI) dan PT Alpha Rizki Tekologi (Artekno) untuk program cofiring PLTU. Kerjasama ini dilakukan dengan penandatanganan nota kesepahaman ketiga belah pihak untuk pemenuhan kebutuhan biomassa.
Direktur Utama PLN Energi Primer Indonesia Iwan Agung Firstantara mengungkapkan, program cofiring PLTU tidak hanya mengurangi emisi gas rumah kaca tapi juga membangun ekonomi kerakyatan di mana masyarakat juga diberdayakan dalam penyediaan biomassa.
“Keterlibatan masyarakat dalam program ini akan membantu meningkatkan perekonomian dan memastikan sustainability pasokan biomassa dalam program cofiring bagi PLTU,” ujar Iwan dalam siaran pers, Sabtu (14/1).
Baca Juga: Implementasi Co-Firing, PLN Hasilkan 575,4 GWh Listrik Bersih
Direktur Utama PT EMI Surya Fitriadi mengatakan, tuntutan terkait pemanfaatan biomassa untuk cofiring PLTU semakin besar di masa depan. Sehingga perlu membangun ekosistem yang kuat untuk bisa memenuhi kebutuhan tersebut.
"Hal ini menjadi kesempatan untuk PT EMI yang tidak hanya menjadi aggregator tetapi juga membantu PLN EPI memasok biomassa PLTU," ungkap Surya.
Direktur PT Alpha Rizki Tekhnologi Daymas Arangga menuturkan, MoU ini merupakan landasan awal kolaborasi terkait penyediaan biomassa atau bioenergi untuk pembangkit PLN. Kolaborasi ini juga bagian dari upaya bersama mencapai Sustainable Development Goals (SDGs) melalui penyediaan energi bersih dan terjangkau.
Baca Juga: Banyak Industri Libur Saat Nataru, Beban Puncak Listrik Turun 12% di Akhir Tahun
Direktur Biomassa PLN EPI Antonius Aris Sudjatmiko menyampaikan, MoU ini telah dirintis sejak tahun lalu. Dalam kurun waktu tersebut sudah ada beberapa embrio kegiatan bersama yaitu mencari sumber biomassa setempat, mengumpulkan biomassa yang belum diproses di sekitar PLTU yang akan melakukan co-firing, serta melihat potensi fasilitas pasar produksi di mana PT Artekno terlibat sebagai investor dan PT EMI sebagai aggregator untuk penanaman biomassa melalui program CSR.
Aris menambahkan, untuk tahun 2023, PLN EPI membutuhkan biomassa dengan jumlah sekitar 1,05 juta ton. Jumlah ini diperkirakan terus meningkat hingga 10 juta ton pada tahun 2025.
"Oleh karena itu, diperlukan kegiatan yang massif dalam mendukung kebutuhan biomassa untuk cofiring PLTU. Yakni dengan melakukan penanaman tanaman energi yang dimulai dengan ekosistem hutan energi serta mensinkronkan dengan rantai pasok biomassa dengan rantai pasok batu bara,” papar Aris.
Baca Juga: China Berencana Buka Keran Impor dari Australia, Begini Efeknye ke Emiten Batubara
Aris juga menyampaikan bahwa, di sekitar tambang batu bara terdapat lahan tidur yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. Dengan melakukan penanaman tanaman biomassa, masyarakat bisa merasakan dampak secara ekonomi dan sekaligus membantu mengurangi emisi gas rumah kaca.
"PLN akan terus menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak untuk mendukung pemerintah mencapai target net zero emission di tahun 2060 dan sekaligus mengupayakan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan melalui program co-firing biomassa ini," pungkas Aris.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News