Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Dessy Rosalina
KONTAN.CO.ID - Pasca kejadian force majeure alias kahar di Lapangan Kepodang Blok Muriah, PT PLN (Persero) memutuskan untuk tidak mengambil pasokan gas yang ditawarkan oleh Petronas untuk PLTGU Tambak Lorok.
Direktur Pengadaan Strategis 2, Supangkat Iwan Santoso menjelaskan setelah dinyatakan force majeure, ada klausal untuk bisa menghentikan kontrak sesuai Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG).
Dengan disetujuinya pernyataan force majeure Lapangan Kepodang oleh SKKMigas dan Menteri ESDM sekitar satu bulan lalu, maka PLN sudah tidak ada kontrak dengan Kontraktor Lapangan Kepodang.
"Kan di luar kendali kami masing-masing. Jadi masing-masing tanggung jawabnya jadi lepas, sudah enggak ada. Kami enggak ada tanggung jawab beli, dari pemasok enggak ada tanggung jawab masok," kata Iwan pada Selasa (29/8).
PLN juga tidak melakukan kontrak baru dengan Petronas. Biarpun Petronas menawarkan untuk mengganti pasokan gas Kepodang dari sumber gas lain.
Pasalnya harga gas yang ditawarkan oleh Petronas cukup tinggi. "Memang mahal, eskalasinya terlalu tinggi. Sampai plant gate US$ 7 lebih sekarang, terus eskalasi 8%, tinggi sekali. Jadi lima tahun lagi sudah lebih dari US$ 10,"jelas Iwan.
Untuk itu, PLN memilih untuk mencari alternatif lain. Salah satu caranya dengan mencari pasokan gas pipa.
"Kan sekarang masih ada dari Gundih ya 50 mmscd. Nanti kekurangannya LNG,"tuturnya.
Bahkan Iwan bilang PLN siap membangun FSRU sendiri jika harus menyuplai PLTGU Tambak Lorok dengan LNG. "Bisa kerja sama dengan PGN, Pertamina, sendiri juga enggak masalah,"imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News