Reporter: Agustinus Beo Da Costa | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. PLN terus bekerja membangun pembangkit-pembangkit listrik baru untuk mengimbangi pertumbuhan permintaan listrik yang terus meningkat dan sekaligus sebagai upaya memenuhi kekurangan pasokan daya listrik yang masih terjadi di beberapa daerah di Indonesia. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sanggau berkapasitas 2x7 MW secara resmi dioperasikan, Rabu (17/12).
PLTU yang berlokasi di Desa Sungai Batu, Kecamatan Kapuas, Kabupaten Sanggau, Propinsi Kalimantan Barat ini diharapkan akan memperkuat pasokan listrik pada sistem Sanggau, Kalimantan Barat. Peresmian beroperasinya PLTU Sanggau yang masuk dalam program PLN untuk pembangunan PLTU Skala Kecil ini dilakukan oleh Direktur (Konstruksi dan Energi Baru Terbarukan) PLN, Nasri Sebayang dan Gubernur Kalimantan Barat, Drs. Cornelis, M.H. yang turut disaksikan oleh sejumlah tamu undangan, termasuk Bupati Kabupaten Sanggau, Paulos Hadi, S.IP, M.Si.
Direktur (Konstruksi dan Energi Baru Terbarukan) PLN, Nasri Sebayang menyebutkan bahwa ada tiga catatan penting sehubungan beroperasinya PLTU Sanggau 2x7 MW ini. PLTU Sanggau adalah PLTU milik PLN yang pertama dioperasikan di Kalimantan Barat.
PLTU ini juga merupakan PLTU Skala Kecil yang tercepat penyelesasian pembangunannya, di mana sejak kontrak ditandatangani pada Maret 2011, hanya dalam waktu 38 bulan, unit #1 sudah dioperasikan pada Juli 2014 dan unit #2 di Desember ini. “PLTU Sanggau menjadi PLTU Skala Kecil kedua yang dioperasikan setelah PLTU Lati di Kalimantan Timur,” kata Nasri.
Sementara itu, Gubernur Kalimantan Barat Cornelis M.H. berharap agar hadirnya PLTU Sanggau bisa mendukung percepatan pembangunan perekonomian di Kalimantan Barat. “Semoga dengan kehadiran PLTU Sanggau ini dapat memberikan banyak manfaat, terutama membantu pemerintah daerah dan masyarakat dalam proses pembangunan, khususnya di Sanggau dan Kalimantan Barat pada umumnya,” ujarnya.
Dengan beroperasinya PLTU Sanggau 2x7 MW, selain memperkuat sistem kelistrikan Sanggau yang saat ini beban puncaknya telah mencapai 20 MW, diharapkan dapat mengatasi defisit (kekurangan pasokan daya) yang selama ini dialami sistem Sanggau sebesar 3,5 MW dan sistem Sintang sebesar 2 MW.
Hal positif lainnya yang didapat dari kehadiran PLTU Sanggau ini adalah membantu PLN dalam upaya mengurangi pemakaian BBM untuk pembangkit listrik, termasuk di sistem Sekadau dan Balai Karangan yang selama ini menggunakan BBM untuk pembangkit diesel.
Potensi penghematan BBM (Solar HSD) dari beroperasinya PLTU Sanggau 2x7 MW diperkirakan mencapai 2.000 ton/bulan atau 24.000 ton/tahun. Saat ini, komponen BBM dalam Biaya Pokok Produksi (BPP) di sistem Sanggau adalah Rp. 2.890/kWh, sedangkan jika menggunakan Batu Bara menjadi Rp. 1.000/kWh sehingga ada penghematan sebesar Rp. 1.890/kWh.
Bila PLTU Sanggau 2x7 MW dapat dioperasikan secara optimal pada beban rata-rata 10 MW, maka dalam 1 tahun, potensi penghematan yang bisa didapat dari beroperasinya PLTU ini adalah sekitar Rp. 165 miliar per tahun.
PLN Area Sanggau saat ini melayani lebih dari 206 ribu pelanggan yang tersebar di 6 unit pelayanan, yaitu : Rayon Sanggau Kota, Rayon Sekadau, Rayon Nanga Pinoh, Rayon Sintang, Rayon Putussibau dan Rayon Balai Karangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News