Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PLN telah merealisasikan pemanfaatan biomassa sebesar 600.000 ton hingga Agustus 2023. Adapun di sepanjang tahun ini, PLN membidik penggunaan biomassa hingga 1,08 juta ton untuk 42 pembangkit batubara (PLTU).
Vice President Bioenergy PLN, Anita Puspita Sari menjelaskan, pihaknya mengambil langkah co-firing biomassa sebagai upaya pengurangan emisi.
“Co firing ini menjadi pilihan yang tepat saat ini karena penyediaan listrik PLTU yang dikelola PLN grup ini lebih dari 50% masih di cover atau base load PLTU. Maka itu, untuk bisa transisi energi selain membangun pembangkit EBT, kami juga berupaya menghijaukan operasi PLTU yang dimiliki,” jelasnya dalam acara PLN Nusantara Power Connect 2023 di Jakarta, Selasa (12/9).
Anita menjelaskan, berdasarkan roadmap yang sudah dibuat, untuk mencapai target pemanfaatan 10,2 juta ton biomassa sampai 2025 cukup menantang, khususnya keberlanjutan pasokan bahan baku biomassa
Dia menjelaskan, saat ini industri pemasok bahan baku biomassa masih lebih memilih untuk dijual ke pasar ekspor dibandingkan ke dalam negeri.
Baca Juga: Pemerintah Berikan Kelonggaran Kebijakan TKDN Untuk Proyek PLTS 50 MW di IKN
Selain itu, lokasi sumber bahan baku masih terpencar-pencar dan tidak berdekatan dengan PLTU.
“Jadi yang saat ini kami harus fokus menginisiasi supaya pihak mitra atau investor bisa menyediakan pasokan biomassa ke dalam negeri, terutama kebutuhan PLTU cukup besar,” terangnya.
Adapun di sepanjang tahun ini, PLN membidik penggunaan 1,08 juta ton biomassa. Berdasarkan data terkini, sampai dengan Agustus 2023, PLN telah memanfaatkan 600.000 ton biomassa di berbagai PLTU yang tersebar di 41 lokasi.
Sampai dengan 2023, lanjut Anita, bahan baku biomassa yang paling banyak digunakan ialah limbah pertukangan misalnya serbuk gergaji. Namun sudah ada beberapa PLTU yang sudah menggunakan sampah perkotaan dan limbah sawit untuk campuran bahan bakar batubara.
Dalam materi paparannya, di 2023 PLN akan memanfaatkan 893.000 ton limbah pertukangan, 4.000 ton Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP) atau sampah, 73.000 sekam padi, 85.000 ton produk sawit, 7.000 ton hutan tanaman energi masyarakat, dan 18.000 ton hutan tanaman energi/industri dari BUMN maupun swasta.
Demi mencapai pemanfaatan 10,2 juta ton biomassa di 2025, PLN coba melakukan pemetaan potensi. Anita memaparkan, Indonesia sejatinya menyimpan hampir 500 juta ton potensi biomassa, namun posisinya tersebar di berbagai wilayah.
“Sedangkan PLTU kita utilisasi tempatnya sudah terbangun, maka yang dilakukan dari kami pemetaan potensi ada di mana saja yang memungkinkan untuk dibangun pabrik pengolahan,” jelasnya.
Ke depannya, untuk menutup gap antara peningkatan volume biomassa dan ketersediaan bahan baku, PLN mencoba menjajaki pemanfaatan biomassa dari sumber lainnya.
Baca Juga: PLN Nusantara Power Lakukan Cofiring PLTU Teluk Balikpapan
Misalnya saja dengan terus mengembangkan jenis biomassa dari tanaman energi dan tanaman industri.
Untuk tanaman energi, basisnya tanaman yang khusus dibudidayakan untuk kebutuhan energi. Jadi pohon tersebut ditanam, selang beberapa tahun akan dipanen, diproses, kemudian dikirim ke PLTU.
Selain itu untuk tanaman industri, Anita menjelaskan, PLN akan memanfaatkan bagian pasca panen yang tidak dibutuhkan. Misalnya saja, pada panen pohon akasia ada sekitar 5%-10% limbah yang bisa diproses dan digunakan di PLTU.
Sampai dengan saat ini, Anita mengemukakan bauran biomassa di PLTU milik PLN masih berkisar 1%-3% saja. Nantinya dengan target pemanfaatan 10,2 juta ton biomassa, diharapkan rata-rata baurannya bisa mencapai 12% menggantikan batubara di 2025.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News