kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

PLN Siapkan Tiga Skenario untuk Penuhi Kebutuhan Energi Bersih Hingga 2040


Senin, 02 Oktober 2023 / 21:35 WIB
PLN Siapkan Tiga Skenario untuk Penuhi Kebutuhan Energi Bersih Hingga 2040
ILUSTRASI. PLN menyiapkan tiga skenario untuk memenuhi kebutuhan permintaan energi bersih


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PLN menyiapkan tiga skenario untuk memenuhi kebutuhan permintaan energi bersih yang bertumbuh eksponensial hingga 2040 mendatang. Jika hanya memperhitungkan permintaan dari Sumatera dan Jawa saja, PLN memproyeksikan diperlukan penambahan kapasitas pembangkit hingga 25 GW pada 2030-2040. 

Direktur Utama PT PLN, Darmawan Prasodjo menyatakan, Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) yang sudah berjalan di 2021-2030 adalah RUPTL yang dirancang pada 2021. Mengikuti pergerakan tekanan transisi energi saat ini, PLN sedang merancang RUPTL baru dengan memetakan pertumbuhan permintaan listrik dan pembangunan pembangkit energi terbarukan yang dapat mempercepat akselerasi transisi energi.

Sebagai contoh, asumsi pertumbuhan permintaan listrik di Sumatera dan Jawa diperkirakan sekitar 2,5 GW pertahun dan ini akan berlangsung sampai tahun 2040. Artinya di saat bersamaan Indonesia juga harus mampu menambah pembangkit sekitar 2,5 GW pertahun antara tahun 2030–2040 atau ada penambahan kapasitas sebesar 25 GW.

Baca Juga: Penuhi Listrik Bersih di Jawa dan Sumatra, PLN akan Bangun Transmisi Ramah Lingkungan

“Tentu saja RUPTL sampai saat ini baru sampai 2030, untuk itu bagaimana kita merancang RUPTL beyond 2030. Ini pertama kali perancangan RUPTL dalam blank piece of paper, karena dalam rancangan RUPTL di tahun 2021 banyak sekali yang sudah terkontrak,” jelasnya dalam Rapat Panja bersama Komisi VI DPR RI, Senin (2/10). 

Selain itu, pada proses pembuatan RUPTL 2021-2030, sejatinya sudah banyak sekali proyek yang sudah direncanakan sehingga PLN hanya meneruskan saja. Namun berbeda, untuk 2030-2040 pihaknya kudu merancang perencanaan yang menyeimbangkan keterjangkauan (affordability), keandalan (reliability), dan berkelanjutan (sustainability). 

“Bagaimana ke depannya Indonesia bisa melakukan transisi energi tetapi listriknya juga affordable dan juga dalam hal ini kita bisa memiliki pasokan energi yang reliable dan sustainable,” terangnya. 

Untuk mewujudkan target tersebut, PLN membangun tiga skenario untuk mengakselarasi transisi energi. 

Baca Juga: RI dapat Tambahan Pasokan Listrik dari Pembangkit Baru dalam Waktu Dekat

Skenario pertama adalah Business as Usual (BaU) berbasis pada batubara. Skenario kedua ialah BaU berbasis pada gas. Kemudian skenario ketiga ialah membangun akselarasi energi terbarukan dengan pemensiunan pembangkit batubara atau pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Dalam hal ini PLN akan menambah variabel energi terbarukan seperti PLTS dan PLTB. 

“Skenario satu, dua, dan tigalah secara sistem itu visible untuk itu dari simulasi yang sudah kami lakukan akan kami rancang yaitu accelerated renewable energy development dengan pemensiunan PLTU di mana penambahan pembangkit itu berbasis 75%nya EBT dan 25%nya berbasis pada gas,” ungkapnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×