Reporter: Muhammad Julian | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sistem kelistrikan nasional bakal kedapatan tambahan pasokan dari beberapa proyek pembangkit baru dalam waktu dekat.
Yang ukurannya paling besar di antaranya ialah proyek Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Jawa 1 yang memiliki kapasitas 2 x 880 megawatt (MW) dengan nilai investasi US$ 1,8 miliar.
Proyek garapan konsorsium Pertamina NRE, Marubeni, dan Sojitz yang juga merupakan bagian dari mega proyek 35.000 MW tersebut dijadwalkan memasuki tahapan commercial operation date (COD) pada awal November 2023 mendatang.
Hal ini diungkapkan oleh CEO Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE), Dannif Danusaputro dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Selasa (26/11).
Baca Juga: Tiga Proyek Pembangkit Listrik Berskala Jumbo Siap Beroperasi
“Yang cukup membannggakan (dari PLTGU Jawa 1) adalah tarif yang sangat kompetitif, lebih murah dari batubara, karena gasnya dari PLN yang dialokasikan dari (Blok) Tangguh,” ujarnya dalam RDP, Selasa (26/11).
Selain PLTGU Jawa 1, proyek pembangkit jumbo lainnya, yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sumsel 8 di Tanjung Lalang, Muara Enim, Sumatera Selatan, juga direncanakan segera memasuki tahapan COD.
Sama seperti PLTGU Jawa 1, PLTU Sumsel 8 juga merupakan bagian dari mega proyek 35.000 MW. Menurut catatan Kontan.co.id, nilai investasi proyek PLTU Mulut Tambang Sumsel-8 mencapai US$ 1,68 miliar.
Pembangkit yang juga dikenal dengan nama PLTU Tanjung Lalang ini dibangun oleh PT Huadian Bukit Asam Power (HBAP) yang merupakan kerja sama strategis antara PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dengan China Huadian Hongkong Company Ltd (CHDHK). Kapasitasnya 2x660 MW.