Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) telah menandatangani purchasing power agreement (PPA) mencapai 19.000 megawatt (MW) hingga akhir Februari 2016 dalam program ketenagalistrikan 35.000 MW. Ini menunjukkan adanya penambahan penandatanganan PPA sebesar 2.000 MW dari akhir tahun 2015 yang tercatat mencapai 17.000 MW.
Tahapan berikutnya adalah financial closing. Sampai saat ini tercatat sudah ada sebanyak 5329 MW yang masuk dalam tahapan financial closing yang terdiri dari 24 Independence Power Producer (IPP).
"Ini juga sudah ada progres karena yang dikejar adalah memastikan IPP memiliki ketersediaan dana dan menyepakati tender dengan investor. secara keseluruhan kami mendengar progress yang sangat baik,"ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said dalam konferensi pers di Kantor Ditjen Ketenagalistrikan pada Kamis (3/3).
Namun, Sudirman tidak menampik adanya masalah yang terjadi dalam megaproyek kelistrikan ini. Namun masalah tersebut masih bisa diselesaikan dengan baik antara PLN dengan IPP, PLN dengan daerah, daerah dengan IPP.
Sebelumnya, Kementerian ESDM pada Kamis (3/3) pagi telah mengundang 91 IPP dengan tujuan untuk menyukseskan program 35.000 MW. Hal ini sesuai pesan dari Presiden Jokowi, dimana program tersebut harus selalu dikawal dengan ketat.
"Semangatnya adalah membangun komunikasi supaya dikemudian hari jika ada masalah bisa diselesaikan. Jadi kami semua bisa dengar semua masalah dan bisa cari solusinya,"ujar Sudirman.
Sudirman juga menyebut, proyek kelistrikan menjadi faktor penting dalan pembangunan infrastruktur dan ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat. Tanpa listrik dan energi yang baik, niat mulia untuk membangun infrastruktur dan segala macam niat untuk mensejahterakan masyarakat akan terhambat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News