kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

PLN: Tender 35.000 MW kelar tahun ini


Kamis, 06 April 2017 / 10:42 WIB
PLN: Tender 35.000 MW kelar tahun ini


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) berupaya melakukan percepatan penyelesaian mega proyek pembangkit 35.000 megawatt (MW). Untuk itu, perusahaan setrum ini berusaha mempercepat pra tender dan tender pembangkit tahun ini.

Dalam megaproyek 35.000 MW, proyek yang dikerjakan PLN mencapai 10.000 MW, sedangkan untuk independent power producer (IPP) mencapai 25.000 MW.

Sofyan Basir, Direktur Utama PLN, bilang, percepatan tender dilakukan agar proyek 35.000 MW kelar di tahun 2020. "Pada semester I ini kami menenderkan 8.000-9.000 MW, sampai akhir tahun semua telah selesai," kata Sofyan, kepada KONTAN, Rabu (5/4).

Adapun tender yang dipersiapkan PLN adalah tender IPP dan tender engineering, procurement, and construction (EPC) untuk proyek milik PLN.

Sofyan bilang, untuk percepatan tender, PLN akan membuat aturan agar proyek bisa sesuai jadwal. Dalam hitungan kasar, proyek pembangkit listrik tenaga air (PLTA) masa konstruksi empat tahun sampai tujuh tahun, untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) memakan waktu tiga sampai lima tahun. Adapun pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) memakan waktu produksi dua sampai tiga tahun.

Hitungan penyelesaian proyek pembangkit tersebut di luar proses tender termasuk proses perjanjian jual beli listrik maupun financial close yang bisa memakan waktu dua tahun. Maka, untuk mempercepat proyek, IPP yang menang tender dipersilakan membangun langsung tanpa menunggu financial close. "Dulu jika menang tender harus mempersiapkan 10% (dari total nilai proyek). Sekarang langsung bangun, kata Sofyan.

Selain mempercepat tender, PLN mengawal proyek yang tengah proses konstruksi dan membangun transmisi dan gardu induk. Contoh, pembangunan transmisi 2.200 kilometer sirkuit (kms) dari Lahat, Sumatra Selatan sampai ke Binjai, Sumatra Utara. Juga ada transmisi 920 Kms Jawa bagian Timur dan Bali dan membangun 300 kms dari Pasuruan hingga Surabaya. Selain itu Jawa bagian Barat juga tengah membangun looping Jakarta.

Tahun ini, PLN mengalokasikan Rp 120 triliun untuk membangun transmisi, gardu induk dan juga proyek pembangkit. Lain dari itu, Sofyan akan melanjutkan 23 proyek dari 34 proyek mangkrak warisan pemerintah sebelumnya. Sofyan menekankan, ke-23 proyek PLTU yang dilanjutkan itu akan selesai dan beroperasi paling lambat akhir tahun depan. "Kalau tidak kami jalankan untuk 23 unit PLTU itu, bisa-bisa listrik tak jalan dan yang dirugikan adalah masyarakat," lanjutnya.

Untuk memastikan semua proyek lancar, PLN akan membuat skema pengawalan proyek agar tak ada proyek yang mangkrak. I Made Suprateka, Kepala Satuan Komunikasi Korporat PLN, menyatakan, pembangkit yang ditenderkan tahun ini tidak ada yang berskala besar.

"Tinggal yang kecil-kecil yang belum masuk. Sampai akhir tahun ini akan ada 2000 MW yang tender (milik PLN). Ini termasuk pembangkit EBT (energi baru terbarukan), karena kami harus memenuhi target 23% dari 35.000 MW adalah EBT," ujarnya, kepada KONTAN, Rabu (5/4).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×