Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Muara Laboh Tahap I telah beroperasi secara komersial pada 16 Desember 2019. Pembangkit berkapasitas 85 Mega Watt (MW) ini meningkatkan keandalan ketenagalistrikan wilayah Sumatra.
Berlokasi di Kabupaten Solok Selatan, Sumatra Barat, pembangkit ini mampu memasok daya listrik bagi 340.000 rumah tangga (RT) khususnya di Solok Selatan dan daerah lainnya. Selain itu, pada masa konstruksi, PLTP Muara Laboh Tahap I telah menyerap hingga 1.800 tenaga kerja.
Baca Juga: Medco Power akan bor dua sumur eksplorasi di PLTP Blawan Ijen mulai Maret 2020
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi mengungkapkan, PT Supreme Energy Muara Laboh (SEML) sebagai operator PLTP juga telah berencana meningkatkan kapasitas pembangkit dengan tambahan sebesar 65 MW melalui pengembangan tahap II.
"Power Purchase Agreement (PPA) ditargetkan akhir tahun 2020 dan bisa mulai beroperasi pada 2024," ujar Agung dalam keterangan tertulisnya, Jum'at (21/2).
Target tersebut merujuk komitmen yang disampaikan Founder & Chairman PT SEML, Supramu Santosa pada peresmian pemakaian arus PLTP ke jaringan Sumatera, Senin (17/2).
Pembangunan PLTP Muara Laboh I menghabiskan dana sekitar Rp 8 triliun dan menjadi Wilayah Kerja Panas bumi (WKP) yang pertama kali dikeluarkan oleh Kementerian ESDM untuk panas bumi di Provinsi Sumatra Barat.
"Dengan beroperasinya PLTP Muara Laboh Tahap I diharapkan dapat menjadi solusi krisis kelistrikan untuk daerah Sumatra khususnya daerah Solok Selatan, selain itu juga ke depannya akan memacu lebih banyak investasi masuk untuk mengembangkan potensi panas bumi yang lain sehingga gerak perekonomian pun bertambah," imbuh Agung.
Baca Juga: PLTU Indramayu ujicoba gunakan wood pellet untuk bahan bakar pembangkit
Selain meningkatkan keandalan pasokan, tambahan daya listrik dari PLTP Muara Laboh ini juga menambah bauran porsi EBT sebesar 1,93% di Sumatra dan hingga 1,94% di Sumatra Barat. Sumatra Barat tercatat memiliki potensi panas bumi mencapai 1.700 MW di 17 titik.
PLTP Muara Laboh dikembangkan melalui PT SEML yang merupakan perusahaan patungan Supreme Energy, ENGIE dari Perancis dan Sumitomo Corp asal Jepang. Untuk PLTP Muara Laboh 1,
SEML mengebor 18 sumur yang terdiri atas enam sumur eksplorasi dan 12 sumur produksi masing-masing sembilan sumur pengembangandan tiga sumur injeksi. Saat ini PT SEML sedang melakukan pembicaraan perjanjian jual beli listrk (PPA) Muara Laboh Tahap II dengan PT PLN (Persero).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News