kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.904   26,00   0,16%
  • IDX 7.206   65,54   0,92%
  • KOMPAS100 1.108   13,29   1,21%
  • LQ45 880   13,50   1,56%
  • ISSI 221   1,37   0,62%
  • IDX30 450   6,98   1,58%
  • IDXHIDIV20 541   6,55   1,23%
  • IDX80 127   1,60   1,27%
  • IDXV30 135   0,68   0,51%
  • IDXQ30 149   1,91   1,30%

PLTS Atap Dukung Perkembangan Industri Hijau


Jumat, 11 Maret 2022 / 16:11 WIB
PLTS Atap Dukung Perkembangan Industri Hijau
ILUSTRASI. Panel listrik tenaga surya produksi?PT Surya Utama Nuansa (SUN Energy).


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Seiring dengan tingginya kesadaran akan kelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan, tren industri hijau saat ini terus digaungkan oleh berbagai pihak, baik Pemerintah dan para pelaku industri.

Pemerintah pun memberikan dukungan melalui penciptaan regulasi yang mendukung terwujudnya keberlanjutan pada sektor industri, salah satunya adalah pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT).

Energi surya sebagai salah satu energi baru terbarukan (EBT) telah mendapatkan perhatian khusus oleh Pemerintah melalui ragam regulasi yang telah ditetapkan.

Andriah Feby Misna, selaku Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menjelaskan perkembangan akan pemanfaatan energi surya sangat pesat.

Baca Juga: Bukan Cuma Efisiensi, Pemanfaatan EBT Jadikan Perusahaan Menerapkan Industri Hijau

"Karena itu kami terus berupaya dalam memberi dukungan melalui penyesuaian kebijakan yang baru saja diresmikan, yaitu Peraturan Menteri ESDM No.26 tahun 2021 tentang Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap yang Terhubung Pada Jaringan Tenaga Listrik Pemegang Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik untuk Kepentingan Umum (IUPTLU),” jelas tim Direktorat Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan KESDM RI dalam webinar "Pemulihan Ekonomi Melalui Penerapan Industri Hijau” yang diselenggarakan oleh SUN Energy, Kamis (10/3).

Kehadiran energi surya tentu mendukung pengembangan industri hijau, karena selain dilandaskan konsep keberlanjutan, energi surya diketahui mampu memberikan dampak efisiensi bisnis terutama dalam masa pemulihan ekonomi di masa pandemi Covid-19.

Menurut Helmilus Moesa, MBA selaku Dewan Pakar Asosiasi Industri Olefin, Aromatik dan Plastik Indonesia (INAPLAS), sebagai Industri yang merupakan tulang punggung dari industri lainnya, Industri Petrokimia membutuhkan efisiensi dengan berkomitmen untuk menerapkan konsep Industri Hijau, seperti penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) yang kompetitif dan dapat diandalkan.

Salah satu perusahaan yang telah menerapkan konsep Industri Hijau adalah PT Impack Pratama Industri, dengan pemasangan PLTS Atap berkapasitas 4,473 KWp atau setara dengan pengurangan emisi karbon sekitar 4.783 metric ton per tahun.

“Memiliki target untuk terus mereduksi emisi karbon, PT Impack Pratama Industri telah memanfaatkan PLTS sebagai salah satu upaya efisiensi sekaligus menjadikan perusahaan sebagai perusahaan yang telah menerapkan konsep Industri Hijau,” jelas Sugiarto Romeli selaku Direktur ESG PT Impack Pratama Industri.

Terlepas dari pemanfaatan PLTS atap sebagai salah satu EBT untuk mendukung perkembangan industri hijau, PLTS atap juga berperan dalam upaya transisi energi di Indonesia.

Baca Juga: Ada Konversi PLTD ke PLTS, Trakindo Lahirkan Bisnis Hybrid Power

Dijelaskan oleh Surya Darma, Ketua Bidang Energi Terbarukan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) bahwa proses transisi energi di Indonesia perlu dilakukan bukan hanya karena mampu mengurangi emisi karbon.

Melainkan karena transisi energi dinilai mampu memulihkan perekonomian selama pandemi covid-19 bagi para pelaku industri karena pemanfaatan EBT ini sangat efisien.

Selaras dengan pernyataan tersebut, Dionpius Jefferson sebagai Chief Commercial Officer SUN Energy memaparkan alasan mengapa penggunaan PLTS sebagai jenis EBT ini mampu memulihkan perekonomian, yaitu dengan menawarkan sistem pembiayaan yang flat atau merata hingga 25 tahun.

"Jika dibandingkan dengan sistem pembiayaan listrik konvensional, instalasi panel surya mampu menawarkan penghematan biaya listrik, penghematan tersebut akan bergantung pada jumlah/kapasitas instalasi, lokasi, dan jumlah penggunaan energi pada waktu operasional,” tutup Dion.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×