kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ada Konversi PLTD ke PLTS, Trakindo Lahirkan Bisnis Hybrid Power


Kamis, 10 Maret 2022 / 18:35 WIB
Ada Konversi PLTD ke PLTS, Trakindo Lahirkan Bisnis Hybrid Power
ILUSTRASI. Pemerintah terus mendorong program dedieselisasi atau konversi pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) ke pembangkit listrik dengan energi baru terbarukan (EBT).


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah terus mendorong program dedieselisasi atau konversi pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) ke pembangkit listrik dengan energi baru terbarukan (EBT). Salah satunya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

PT Trakindo Utama (Trakindo) yang turut menjual genset diesel pun dengan cepat mempersiapkan bisnisnya untuk menghadapi konversi ini melalui bisnis anyarnya hybrid power.

Erwin Muljosantoso, General Manager Power Systems Division Trakindo mengatakan, di era revolusi industri 4.0 ini, Trakindo melihat terjadi perubahan di berbagai sektor kehidupan. Artinya industri alat berat pun harus berbenah, mempersiapkan diri, bahkan mempercepat proses perubahan di sektor ini.

"Konversi PLTD ke PLTS sendiri sejatinya akan membawa manfaat yang besar bagi masyarakat Indonesia, jadi pastinya standpoint kami mendukung sepenuhnya langkah pemerintah mendorong konversi ini. Lebih jauh lagi, sebenarnya kami juga telah berbenah dan mempersiapkan diri menghadapi konversi ini," jelasnya kepada Kontan.co.id, Kamis (10/3).

Erwin menegaskan, perlu diingat bahwa ketergantungan PLTS terhadap alam sangat tinggi, sehingga tenaga listrik cadangan akan tetap diperlukan. Tenaga listrik cadangan ini harus benar-benar reliable, artinya benar benar harus berfungsi dengan baik pada saat diperlukan.

Baca Juga: Pengembang Listrik Swasta Dilarang Bangun PLTS Atap Pelaku Industri

Ketergantungan ini melahirkan bisnis baru yakni Hybrid Power. Erwin mengungkapkan, saat ini Trakindo sudah memiliki opsi-opsi hybrid power yang siap diusulkan kepada pemerintah dan pelanggan.

Trakindo sendiri bersama jaringan dealer Cat lainnya di seluruh dunia akan secara eksklusif menjual dan mendukung solusi terintegrasi yang menampilkan panel surya bermerek Cat. Selain melakukan penawaran genset dan penyimpanan energi yang tersedia saat ini.

Erwin menegaskan, akan mengambil posisi unik untuk menyediakan solusi tunggal yang terintegrasi dan dengan seluruh dukungan pemeliharaan kepada pelanggan di pasar tenaga surya yang besar dan berkembang pesat saat ini. Sejumlah produk yang berbasis tenaga surya saat ini sudah tersedia juga untuk pasar Indonesia.

Trakindo telah mengantisipasi konversi ini dan bersama prinsipal yakni Caterpillar telah terus menerus berinovasi menyiapkan solusi pengganti.

"Sejak awal, komitmen Trakindo menyediakan solusi untuk semua kebutuhan listrik dan energi di Indonesia, sesuai kebutuhan pelanggan. Alih-alih takut menghadapi perubahan, Trakindo justru memantapkan diri dalam hal manajemen pemeliharaan yang berkualitas," tandasnya.

Program pemeliharaan dan perbaikan Trakindo juga disesuaikan dengan kebutuhan, mulai dari ketersediaan suku cadang sampai ke perbaikan dengan harga tetap dan kontrak pemeliharaan. Trakindo juga memastikan selalu siap menjadi partner yang proaktif dan konsultatif dalam rangka memajukan solusi listrik dan energi dengan tenaga apapun.

Di sisi lain, konversi ini direncanakan bertahap hingga tahun 2030. Bagi Erwin, ini waktu yang masih sangat panjang, sementara Trakindo terus gencar berinovasi untuk menghadirkan solusi berbasis tenaga surya yang paling mumpuni. Saat ini pun pihaknya menyediakan alternatif solusi berbasis diesel dan EBT lainnya.

Kendati begitu, Erwin mengatakan, sejauh ini permintaan untuk genset diesel masih cukup tinggi di seluruh Indonesia, walaupun permintaan dari Pulau Jawa sedikit lebih tinggi, tetapi secara umum cukup merata.

Erwin memproyeksikan kebutuhan genset diesel ukuran di bawah 1000kVA sepertinya masih akan tetap stabil, namun yang berbeda adalah peruntukannya. Kalau 15 tahun yang lalu peruntukannya lebih banyak untuk tenaga listrik utama, saat ini lebih banyak untuk tenaga listrik cadangan.

Untuk kebutuhan genset diesel ukuran di atas 1000 kVA sementara ini ada kecenderungan meningkat khususnya terkait penambahan jumlah Data Center yang sangat membutuhkan diesel genset sebagai tenaga listrik cadangan.

"Sudah ada komunikasi juga dengan pelanggan tentang kebutuhan genset berbasis tenaga surya dan kami juga aktif menginformasikan berbagai inovasi terbaru yang kami miliki terkait penggunaan tenaga surya kepada masyarakat, khususnya pelanggan setia kami," imbuhnya.

Baca Juga: Simak Agenda Bisnis Trakindo Utama di Tahun Ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×