Reporter: Dimas Andi | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dinilai menjadi opsi terbaik dalam mendorong percepatan pemanfaatan bauran energi sebesar 23% di tahun 2025.
Terlebih lagi, pembangunan PLTS memiliki kelebihan berupa lebih cepat dan mudah dibangun dibanding pembangkit yang lain. Tak hanya itu, PLTS juga menjadi solusi dalam mempercepat rasio elektrikasi.
"Kami melihat pendekatan yang paling cepat melalui program pemanfaatan energi surya. Kan ini ada di mana pun, tidak terlalu sulit untuk studi kelayakan membangun PLTS, apalagi untuk di atas atap," kata Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Dadan Kusdiana dalam siaran pers di situs Kementerian ESDM, Rabu (17/2).
Baca Juga: Pemprov Jateng targetkan bauran EBT mencapai 21,32% pada 2025
Dadan menggambarkan, kondisi bauran EBT dalam bauran energi nasional di akhir 2020 telah mencapai 11,5% atau separuh dari target yang ditetapkan. Pencapaian ini harus sejalan dengan komitmen pencapaian penurunan gas rumah kaca sebesar 29% di tahun 2030.
"Kita hanya punya waktu 5 tahun untuk menuju ke sana. Jadi, kalau EBT tidak tercapai, pasti target penurunan gas rumah kaca pun tidak akan tercapai," jelasnya.
Guna mendukung pencapaian target tersebut, Kementerian ESDM tengah menyusun grand strategi energi nasional untuk jangka menengah hingga tahun 2035.
Lewat grand strategi tersebut, fokus pemerintah adalah mengurangi atau menghilangkan impor dari energi bahan bakar minyak, kemudian beralih menuju penggunaan energi terbarukan.
Dalam perencanaan tersebut, PLTS akan mendapatkan prioritas utama dalam pengembangan energi di masa mendatang melalui pemberian insentif khusus.