Reporter: Dimas Andi | Editor: Yudho Winarto
“Kami ada program PLTS terapung, dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) sekarang sedang disusun dan kami akan memasukkan semua waduk yang ada di Jawa," terang Dadan.
Salah satu PLTS yang sedang dibangun adalah PLTS Terapung Cirata yang diyakini harga listriknya sudah di bawah Biaya Pokok Penyediaan (BPP) listrik pembangkitan di Jawa.
Baca Juga: Pemerintah sosialisasikan regulasi penerapan modul PV silikon kristalin untuk PLTS
Menurut Dadan, pengembangan PLTS ini akan jauh lebih baik apabila dikombinasikan dengan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
Hampir semua PLTA digunakan sebagai peaker yang hanya digunakan saat beban puncak dan tidak dapat digunakan selama 24 jam karena ketersediaannya semakin terbatas.
"Umumnya dipakai sore hari, nah siangnya, logisnya, PLTA digantikan dengan PLTS, jadi ini PLTA dan PLTS ini saling mengisi," tuturnya.
Melalui pemanfaatan PLTS, pemerintah berharap dapat meningkatkan ketahanan dan kemandirian energi dengan berpijak kepada energi bersih. Di samping itu, pemanfaatan PLTS juga dapat berdampak pada peningkatan daya saing dari sisi kegiatan ekonomi.
Pemanfaatan PLTS juga bisa menjadi solusi dalam mengejar rasio elektrifikasi melalui konversi PLT Diesel ke PLT EBT.
Sejalan dengan rencana Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga tengah mengembangkan PLTS Atap lantaran penggunaan ini dinilai lebih murah karena tidak membutuhkan lahan baru dalam pengembangannya.
"Karena tidak butuh lahan baru, kita komitmen pengembangan PLTS Atap agar bisa panen listrik gratis," ujar Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Prasetyo Wibowo.