kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PLTU Cirebon II mulai dibangun akhir Januari


Jumat, 13 Januari 2017 / 10:55 WIB
PLTU Cirebon II mulai dibangun akhir Januari


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Kalau tidak ada aral melintang, PT Cirebon Energy Prasarana akan melakukan groundbreaking pembangunan PLTU Cirebon II berkapasitas 1.000 megawatt (MW) akhir bulan ini. Karena itu, perusahaan ini tengah menuntaskan financial closing yang akan segera dipenuhi di waktu yang sama.

Dengan dimulainya proyek PLTU Cirebon II tersebut, anak usaha PT Indika Energy Tbk (INDY) ini bakal mengelola dua PLTU dengan teknologi ramah lingkungan. Sebelumnya, Cirebon Energy telah mengoperasikan PLTU Cirebon I berkapasitas 660 MW menggunakan teknologi super critical.

Cirebon Energy tak sendiri an dalam menggarap proyek ini, pihaknya menggandeng mitra bisnis yang tergabung dalam sebuah konsorsium. Saat ini, Cirebon Energy menggenggam 20% saham PLTU Cirebon II, sedangkan Marubeni Corp memiliki 35% saham, Komipo Co Ltd memiliki 10% saham dan Chubu Electric Power Co Ltd dengan porsi 10% saham.

Setidaknya, investasi yang dibutuhkan untuk pembangunan PLTU Cirebon II mencapai US$ 2 miliar, yang 80% atau setara US$ 1,8 miliar merupakan pinjaman dari Japan Bank for International Cooperation (JBIC). "Financial close (PLTU Cirebon II) direncanakan akhir Januari, sekaligus groundbreaking," kata Heru Dewanto, Presiden Cirebon Energy Prasarana kepada KONTAN, Rabu (11/1).

Sebelumnya, dalam kunjungan ke redaksi harian KONTAN Selasa (9/1) lalu, Arsjad Rasjid, Direktur Utama PT Indika Energy Tbk, bilang, teknologi yang dipakai PLTU Cirebon II adalah teknologi boiler ultra super critical yang ramah lingkungan.

Selain itu, dalam kontrak pembelian listrik, PLN akan membeli 80% listrik sesuai level take or pay yang disetujui dengan tarif US$ 6,3 sen per kwh. Dengan pinjaman senilai US$ 1,6 miliar dari JBIC, maka ekuitas konsorsium akan menggelontorkan dana senilai Rp 400 juta, yang diambil dari anggota konsorsium sesuai porsi kepemilikan saham masing-masing.

Kontribusi masih kecil

Berdasarkan hitung-hitungannya, PLTU Cirebon II baru beroperasi 4 tahun mendatang. Arsjad bilang, meski kepemilikan sahamnya tak besar, namun pihaknya akan menjadi pemasok batubara untuk PLTU Cirebon II, seperti PLTU Cirebon I.

Dari 3 juta ton kebutuhan batubara untuk PLTU Cirebon I tersebut, INDY lewat PT Kideco Jaya Agung menyuplai sebanyak 2/3 kebutuhan, atau setara dengan 2 juta ton batubara setahun. Selain itu, dirinya berfokus pada pengembangan bisnis setrum yang ada ketimbang mengikuti tender-tender setrum baru di lokasi yang lain.

"Kami pikir lebih kepada pengembangan dibandingkan  mengikuti tender-tender baru. Sekarang kami bisa bikin sampai 4 PLTU lagi, tetapi tetap menyesuaikan dengan RUPTL (Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik) pemerintah," jelasnya.

Aziz Armand, Direktur Indika Energy bilang kontribusi fix income dari PLTU Cirebon I yang sudah berjalan tidak terlalu besar, justru yang lebih besar adalah pasokan batubara. Kondisi sama diproyeksikan juga untuk PLTU Cirebon II, karena anak usahanya PT Cirebon Power hanya menggenggam 20% kepemilikan. Potensi pendapatan diharapkan datang dari pasokan batubaranya.

Azis optimistis, pembangunan PLTU Cirebon II bisa dimulai pada tahun ini. Dengan begitu, PLTU Ciirebon II bisa beroperasi dalam waktu 4 tahun ke depan, sesuai dengan PPA yang sudah ditandatangani dengan PLN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×