kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.325.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PMI membaik, manufaktur domestik pede sambut 2018


Minggu, 10 Desember 2017 / 17:14 WIB
PMI membaik, manufaktur domestik pede sambut 2018


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja industri manufaktur nasional masih menunjukkan pergerakan yang positif pada November 2017. Hal itu didorong melalui peningkatan permintaan dari pasar domestik dan ekspor.

Kondisi operasional sektor manufaktur Indonesia yang terlihat dari purchasing manager index (PMI) menjadi 50,4 pada November dari Oktober yang di level 50,1.

PMI ini dirilis oleh Nikkei dan Markit setelah melakukan survei ke sejumlah perusahaan manufaktur Indonesia. PMI di atas 50 menandakan manufaktur tengah ekspansif. Sedangkan di bawah 50 memperlihatkan manufaktur mengalami resesi.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, peluang pasar yang semakin besar baik dari domestik maupun ekspor perlu dimanfaatkan secara optimal oleh para pelaku industri dalam negeri untuk menjaga momentum pertumbuhan yang semakin baik ini.

Untuk itu, pemerintah tengah membangun berbagai sarana infrastruktur dan desain regulasi yang tentunya akan berdampak positif terhadap perkembangan dunia usaha dan masyarakat secara umum. 

Dalam upaya mencapai target akselerasi pertumbuhan industri nasional, Kementerian Perindustrian memiliki enam program prioritas yang saat ini masih dijalankan. Yaitu penguatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) melalui pendidikan vokasi antara SMK dengan industri, pendalaman struktur industri lewat penguatan rantai nilai, serta pengembangan industri padat karya berorientasi ekspor.

Kemudian, pengembangan industri kecil dan menengah melalui platform digital, pengembangan industri berbasis sumber daya alam (SDA), dan pengembangan wilayah industri. 

Menurutnya, sektor industri membawa efek yang luas bagi perekonomian nasional malalui peningkatan nilai tambah bahan baku dalam negeri, penyerapan tenaga kerja lokal, dan penerimaan devisa. "Selain itu, berperan penting sebagai kontributor terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia,” katanya, Minggu (10/12).

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, industri pengolahan nonmigas masih memberikan kontribusi terbesar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional pada triwulan III tahun 2017 dengan mencapai 17,76%. Sumbangan ini lebih tinggi dibanding sektor lainnya. Sedangkan, pertumbuhan industri pengolahan nonmigas pada triwulan III/2017 sebesar 5,49% atau di atas dari pertumbuhan ekonomi sebesar 5,06 %.

Sementara itu, ekspor nonmigas pada Oktober 2017 mencapai US$ 13,67 miliar atau naik 4,22% dibanding September 2017. Apabila dibandingkan ekspor nonmigas pada Oktober 2016, naik 17%. Berdasarkan sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan periode Januari-Oktober 2017, naik 14,32 % dibanding periode yang sama tahun 2016. Negara tujuan ekspor nonmigas, antara lain ke China, Amerika Serikat, Jepang, dan Uni Eropa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×