kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Polygon akan ekspansi ke Eropa


Senin, 24 Oktober 2011 / 22:54 WIB
Polygon akan ekspansi ke Eropa
ILUSTRASI. Covifor, Remdesivir produksi Amarox Pharma Global (Hetero Group) yang dipasarkan Kalbe Farma


Reporter: Yudo Widiyanto | Editor: Test Test

JAKARTA. Pesatnya pertumuhan bisnis sepeda di dunia membuat salah satu pabrik perakitan sepeda PT Dispoly Indonesia ekspansi merek ke pasar Eropa pada tahun 2012. Ini untuk menunjang terget penjualan bisnis ini tiap tahun.

Peter Mulyadi, Manager Marketing PT Dispoly Indonesia menuturkan, akan menunjuk sejumlah distributor untuk menjual merek Polygon di Eropa. Negara-negara yang pertama dibidik adalah seperti Perancis, Jerman, Inggris, Italia, dan Spanyol. "Saat ini kami dalam proses penjajakan dengan para distributor," ungkapnya kepada KONTAN, Senin (24/10).

Memang, untuk pasar Eropa bukan hal yang baru bagi Polygon. Namun selama ini, Polygon hanya sebagai suplaier produk berdasarkan hak desain dari para pabrikan sepeda di Eropa. Artinya, para pabrikan masih melabelisasi produksi Polygon dengan merek masing-masing (private labeling). "Kami telah bekerjasama dengan 20 brand di dunia," ungkapnya.

Adapun merek sepeda Polygon baru terbatas di dalam negeri dan dinegara-negara Asia seperti Malaysia, Thailand, Filipina, Korea Selatan dan Australia. "Dengan adanya negara Eropa, tentu merek kami bisa dikenal ke seluruh dunia," ungkapnya.

Saat ini kapasitas pabrik perakitan Polygon di Sidoarjo Jawa Timur, mencapai 600.000 unit pertahun atau 1.800 unit perhari. Namun jatah untuk produksi khusus merek Polygon baru mencapai 30%. Sedangkan 70% untuk suplai private labeling ke negara lain.

Selain ekspansi merek, Polygon akan fokus menggarap pasar dalam negeri dengan membangun pusat Riset and Development (R&D) di Sidoardo Jawa Timur. "Jadi kami optimis bisnis tumbuh hingga 20-30% tiap tahun," ungkapnya.

Menurut Prihadi, Ketua Umum Asosiasi Industri Persepedaan Indonesia (AIPI), ia mengatakan kebutuhan sepeda dalam negeri meningkat sekitar 15% hingga 20% dari tahun sebelumnya menjadi 6 juta unit pada tahun 2011. Sekalipun Indonesia memiliki sejumlah pabrik perakitan sepeda, namun komponen diimpor dari China.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×