Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perkembangan industri information and communication technologies (ICT) cukup cepat. Namun pelaku industri menyebut pertumbuhan bisnis yang terjadi tak seperti yang diharapkan. Kalau beberapa tahun lalu pertumbuhan bisnis ICT bisa mencapai dua digit, beberapa tahun belakangan pertumbuhan hanya satu digit.
Rudi D Muliadi, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Komputer Indonesia (Apkomindo) DKI Jakarta mengatakan, potensi industri ICT masih didominasi pasar smartphone. Sedangkan untuk notebook dan personal computer (PC) pertumbuhannya tidak semasif pangsa pasar smartphone.
“Kalau bicara industri IT, itu handphone yang paling besar permintaannya karena setiap orang bisa punya dua atau tiga, tetapi kebutuhan notebook dan PC itu tidak akan berhenti karena demand tetap ada,” ujarnya kepada KONTAN, Rabu (31/10).
Dirinya mengatakan, pasar notebook dan PC pertumbuhannya tidak setinggi beberapa tahun lalu. Sekitar 15 tahun lalu pertumbuhan segmen notebook dan PC mencapai 15% hingga 20%. Namun beberapa tahun belakangan pertumbuhannya masih di level satu digit.
“Biasanya kami terlena dengan pertumbuhan dua digit, kalau sekarang kami dilanda pertumbuhan 5%-6% itu kan dianggap bukan pertumbuhan karena menurun. Tetapi kan penjualan tetap tidak berkurang, paling ujung-ujungnya banyak adu harga,” kata Rudi.
Menurutnya, potensi pertumbuhan segmen notebook dan PC masih cukup besar, terutama ditopang kebutuhan pelajar yang saat ini jumlahnya cukup besar. Dengan potensi jumlah pelajar dan mahasiswa yang membutuhkan notebook dan PC saja, potensi permintaan masih cukup besar.
“Angkanya penjualan notebook dan PC itu mencapai 6 juta-7 juta unit terjual di Indonesia, itu ada,” lanjutnya.
Terbantu pameran
Djatmiko Wardoyo, Marketing & Communications Director PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) menyebutkan, pada tahun ini pameran ICT di Indonesia praktis berkurang. Kalau tahun lalu ada pameran Mega Bazar, Indonesia Cellular Show dan Indocomtech, praktis tahun ini hanya ada Indocomtech.
Tahun ini, Indocomtech akan berlangsung selama lima hari dari 31 Oktober – 4 November 2018 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan.
Sebagai benchmark, di Indocomtech, Erajaya membuka tiga booth sekaligus di pameran ICT tersebut. Yakni booth untuk Erafone, Samsung dan Ibox. Sebagai peritel Erajaya masih mengandalkan produk smartphone dalam pameran tersebut.
“Buat Erajaya, satu-satunya pilihan itu selalu join dengan Indocomtech karena sejak bertahun-tahun lalu Erajaya selalu jadi bagian dari Indocomtech,” ujar Djatmiko.
Di pameran tersebut akan ada serangkaian promo menarik untuk menarik dari Erajaya. Salah satunya, clearence sale mencapai 90% untuk produk-produk tertentu. Sayangnya, Djatmiko tak merinci target penjualan selama pameran berlangsung.
Sementara, Asus Indonesia membawa dua lini bisnis di ajang ini yakni smartphone dan notebook. Salah satu yang diandalkan bisa menarik pengunjung adalah gaming notebook. Hendrawijaya, Product Marketing ROG Asus Indonesia menyampaikan pihaknya mengandalkan produk ponsel Asus seri Zenfone Max, Notebook VivoBook Series dan Gaming Laptop Aero.
“Untuk meramaikan Indocomtech, Asus melakukan promo menarik terutama untuk lini mobile smartphone Asus, seri Zenfone Max itu sampai diskon Rp 300.000. Dengan kenaikan dollar yang tinggi, kami masih menahan harga jual dan bahkan kami kasih diskon,” tambahnya.
Sedangkan Playstation dan Epson juga mengusung produk andalannya. Kalau Playstation mengusung game console, maka Epson membawa produk printer terbarunya.
“Ini pertama kalinya kami bergabung di Indocomtech, kami kan baru mulai resmi masuk Indonesia beberapa bulan lalu. Yang kami akan lakukan adalah memasukan official product dan event di Indonesia,” ujar Teoh Wah Keon, Playstation Division Head Indonesia.
Bambang Setiawan, Presiden Direktur Traya Events sebagai organizer event Indocomtech mengatakan, pada tahun lalu jumlah pengunjung Indocomtech mencapai 180.000 pengunjung. Sedangkan tahun ini ditargetkan akan lebih tinggi, apalagi saat ini akses ke tempat pameran juga lebih mudah.
“Harusnya lebih banyak, pengunjung pada tahun lalu itu banyak terkendala kondisi infrastrktur ke daerah Senayan yang agak terganggu karena ada pembangunan untuk Asian Games membuat macet dan sulit untuk masuk ke Senayan,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News