kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Potensi besar, Indonesia genjot kopi ke Tiongkok


Sabtu, 22 November 2014 / 11:35 WIB
Potensi besar, Indonesia genjot kopi ke Tiongkok
ILUSTRASI. Catat Layanan Kesehatan yang Ditanggung dan Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan.


Reporter: Handoyo | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Ekspor kopi ke Republik Rakyat Tiongkok (RRT) terus digenjot. Permintaan RRT pada kopi impor begitu besar sehingga menempati urutan ke -18 sebagai importir kopi Indonesia.

Nilai ekspor kopi ke RRT selama lima tahun terakhir terus tumbuh dengan tren sebesar 82,6% karena gaya hidup minum kopi menggeser konsumsi teh di RRT. Saat ini, ekspor kopi Indonesia ke RRT masih didominasi oleh green bean coffee yang nilainya relatif rendah. Untuk itu, ekspor kopi Indonesia perlu diarahkan ke roasted bean coffee yang memiliki nilai tambah lebih tinggi.

Untuk menyasar konsumen yang lebih luas, pelaku usaha kopi Indonesia dapat terus mempromosikan ekspor kopi instan untuk entry level selain menyasar ke segmen pasar yang lebih premium dengan mempromosikan kopi spesial, termasuk kopi luwak melalui coffee shop. dan hotel berbintang.

Kopi Indonesia begitu kaya citarasa dan aroma unik yang tak tertandingi.  “Indonesia memiliki kopi luwak sebagai kopi termahal di dunia. Promosi ini sekaligus jadi upaya menangkis berbagai kampanye hitam tentang kopi luwak,” ujar Dirjen PEN Nus Nuzulia Ishak, dalam siaràn persnya, Sabtu (22/11).

Sekjen Shanghai Coffee Enterprise Association Chen Zhi Ming menyampaikan potensi konsumsi kopi di Shanghai dan sekitarnya. Saat ini, di Shanghai dan sekitarnya terdapat 4.000 kafe dan 200 perusahaan pemanggangan kopi dengan kebutuhan 20.000 ton kopi setiap tahunnya.

Berdasarkan data riset dari Minte, jumlah kafe di RRT meningkat dua kali lipat dari 15.898 menjadi 31.283 selama periode 2007-2012. Merek global seperti Starbucks masuk RRT pada 1999 dengan menyasar generasi muda dan segmen pasar premium. Saat ini, Starbucks memiliki 1.001 cafe dan menargetkan membuka 1.500 outlet di seluruh RRT pada akhir 2015.

Shanghai sebagai kota yang lebih awal mengenal budaya minum kopi sekaligus memiliki pertumbuhan konsumsi kopi tertinggi, saat ini Starbucks memiliki lebih dari 100 outlet. CEO Starbucks Howard Schultz menyampaikan bahwa suatu saat RRT akan menjadi pasar terbesar kedua Starbucks setelah Amerika Serikat.

"Sebagai penghasil kopi terbesar ke-3 di dunia setelah Brazil dan Vietnam, Indonesia wajib mendorong ekspornya. Nilai ekspor kopi pada tahun 2013 mencapai US$ 1,17 miliar,”  kata Nus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×