Reporter: Leni Wandira | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Paperocks Indonesia Tbk (PPRI) memproyeksikan kinerja tahun 2025 tidak akan mencapai target perusahaan.
Meski begitu, emiten produsen kemasan kertas ini masih memperkirakan adanya pertumbuhan sekitar 10% dibandingkan capaian tahun lalu.
Direktur Utama PPRI, Catur Jatiwaluyo, mengungkapkan kondisi pasar kemasan tahun ini masih penuh tantangan.
"Target PPRI di tahun 2025 diperkirakan jauh di bawah target perusahaan. Namun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, kami tetap melihat ada potensi pertumbuhan sekitar 10%,” jelasnya kepada KONTAN, Kamis (18/9/2025).
Menurut Catur, faktor utama yang menekan laju industri kemasan adalah melemahnya daya beli akibat penurunan permintaan, ditambah maraknya pemain baru yang membuat persaingan semakin ketat.
Baca Juga: PPRI Revisi Target, Estimasi Laba 2025 Capai Rp 5 Miliar di Tengah Pasar Melemah
Meski begitu, ia menegaskan pelemahan bisnis ritel modern seperti supermarket tidak berdampak signifikan terhadap kinerja PPRI. “Produk kami mayoritas dipasarkan ke hotel, restoran, dan kafe (horeka), bukan ke supermarket,” tambahnya.
Untuk menjaga daya saing, PPRI melakukan langkah efisiensi sekaligus inovasi. Perusahaan tengah mencari formulasi bahan baku yang lebih ekonomis agar harga produk lebih kompetitif.
"Yang bisa mendorong kinerja hingga akhir tahun ini adalah strategi mendapatkan raw material dengan harga yang lebih kompetitif di tengah kondisi ekonomi yang sedang tidak baik-baik saja,” kata Catur.
Baca Juga: Kuat di Produk Lokal, Paperocks (PPRI) Optimistis Hadapi Tekanan di Kuartal II
Sebagai catatan, sepanjang semester I 2025 PPRI mencatatkan kenaikan penjualan sebesar Rp 78,42 miliar atau tumbuh 6,39% secara tahunan. Penjualan kemasan cup, bowl, dan lids mendominasi dengan Rp 46,12 miliar, meningkat dari Rp 36,67 miliar di periode sama tahun lalu.
Segmen tray dan bag juga naik menjadi Rp 6,91 miliar dari sebelumnya Rp 5,45 miliar.
Namun, beberapa segmen mengalami penurunan. Penjualan botol turun menjadi Rp 2,64 miliar dari Rp 2,76 miliar, sementara segmen lain-lain merosot ke Rp 679,30 juta dari Rp 2,22 miliar.
Laba bersih juga sedikit tertekan meskipun penjualan tumbuh. Dengan strategi efisiensi dan inovasi bahan baku, PPRI berharap dapat menjaga pertumbuhan sekalipun target tahun ini lebih rendah dari proyeksi awal perusahaan.
Baca Juga: Paperocks Indonesia (PPRI) Catat Kenaikan Penjualan 6,39% di Semester I 2025
Selanjutnya: Tambahan Likuiditas Himbara Berpotensi Tekan Bunga Deposito, Ini Strategi Asei
Menarik Dibaca: Apa yang Terjadi Pada Tubuh Ketika Makan Nanas secara Rutin?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News