Reporter: Amalia Fitri | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah melepas saham pada Juli 2019, PT Inocycle Technology Group Tbk (INOV) menjadi pionir sebagai emiten yang bergerak di bidang pembuatan daur ulang serat stapel buatan atau Recycle Polyester Stable Fiber (Re-PSF) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Melalui keterangan resmi yang diterima Kontan, Rabu (16/10), emiten ini menjelaskan akan meningkatkan kinerja perusahaan melalui produk daur ulang dari sampah botol plastik seiring adanya kenaikan permintaan komoditas plastik di pasar.
Direktur Utama INOV, Jaehyuk Choi, mengatakan jika konsumsi Re-PSF diprediksi meningkat secara global mencapai 4,7% per tahunnya.
Baca Juga: Harga INOV, saham pemulung botol plastik, naik 8,47% (27/8)
Tahun 2019 ini sendiri, konsumsi Re-PSF diprediksi akan berada di angka 17.812 kiloton. Sementara itu, di Indonesia permintaan Re-PSF juga diprediksi meningkat 7% menjadi 931 kiloton.
"Market share kami di Indonesia adalah sekitar 25%. Namun 50% pelanggan kami adalah pasar asing dengan peluang yang masih sangat luas. Kami akan meningkatkan market share di dalam dan luar negeri," ungkapnya.
Choi melanjutkan jika saat ini sudah mulai banyak perusahaan global berskala besar yang mulai menunjukkan komitmen untuk pelestarian lingkungan, sehingga mereka beralih menggunakan bahan baku daur ulang dan menjadi green company.
Baca Juga: Enam Saham Baru, Tempati 10 Top Gainers IHSG Periode 8-12 Juli 2019
Tercatat, sektor bisnis seperti otomotif, konstruksi, alat rumah tangga, pakaian, dan pekerjaan sipil, mulai beralih ke arah green company.
INOV mengklaim telah mengekspor produksinya ke beberapa perusahaan global seperti Hollander dan IKEA. Sementara di Indonesia sendiri, INOV melayani perusahaan otomotif seperti Toyota, Daihatsu, Suzuki, Mitsibishi, dan Nissan, untuk penyediaan bahan baku karpet, dash panel, dan peredam kursi.
"Untuk membantu pengolahan dan pemanfaatan plastik demi kebutuhan partner bisnis, kami berencana menambah pabrik pengolahan sampah botol plastik atau washing facility di Lampung. Kami harapkan dengan ini, dapat membuat kami memasok bahan baku ke pabrik-pabrik utama INOV," tuturnya.
Choi melanjutkan, penambahan pabrik tersebut dapat meningkatkan proses supply chain perseroan namun mengurangi biaya logistik perusahaan, sehingga pengelolaan bahan baku bisa lebih efisien.
Baca Juga: Inocycle Technology (INOV) Segera Membangun Tiga Pabrik Anyar
Bisnis yang telah berjalan sejak 2010 ini, membuat INOV memiliki tiga pabrik pembuatan produk daur ulang serat, yakni di Tangerang, Solo, dan Mojokerto.
Per kuartal II 2019, INOV mencatat kenaikan pendapatan bersih sebesar 28% di angka Rp 237 miliar dari Rp 185 miliar di tahun lalu pada periode yang sama. Aset perusahaan naik 6% secara year to date di angka Rp606 miliar dari Rp573 miliar pada 2018.
Choi berkata, kenaikan pendapatan disokong oleh kenaikan penjualan produk daur ulang Re-PSF 38%. Adapun lava tahun berjalan meningkat 467% secara year on year di kuartal II 2019, dari Rp3 miliar ke angka Rp17 miliar.
Baca Juga: Targetkan pendapatan naik 30%, Inocycle Technology (INOV) bangun tiga pabrik baru
"Kenaikan laba ini ditopang penurunan beban dan pemulihan laba dari aktivitas investasi pada entitas asosiasi," ujar Choi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News