kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Prodia Widyahusada (PRDA) optimistis kejar ketertinggalan di tahun 2021


Senin, 16 November 2020 / 20:31 WIB
Prodia Widyahusada (PRDA) optimistis kejar ketertinggalan di tahun 2021
ILUSTRASI. Prodia Widyahusada


Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) memandang tahun 2021 sebagai momen untuk mengejar ketertinggalan yang terjadi di tahun 2020.

Direktur Utama PRDA Dewi Muliaty mengatakan, kinerja perusahaan di tahun depan akan bergantung pada outlook makro ekonomi Indonesia serta perkembangan penanganan virus Covid-19 di tanah air.

"Proyeksi 2021 tergantung dari outlook makro ekonomi yang dipasang Pemerintah berada di rentang 4% sampai 5%. Banyak analis dari lembaga lain, optimis jika Indonesia bisa melaju di rentang 4% sampai 6% tahun depan, maka Prodia melihat bisa bertumbuh dua kali dari rentang minimal itu," kata Dewi pada paparan publik yang berlangsung secara virtual, Senin (16/11).

Lebih jauh Dewi mencontohkan, jika perekonomian berada di rentang 3% sampai 6%, maka Prodia setidaknya bisa melaju pada rerata pertumbuhan ekonomi.

Baca Juga: Ada pandemi, segmen pemeriksaan Covid-19 sumbang 17% dari total revenue Prodia (PRDA)

Dewi menambahkan, tahun 2021 harus menjadi momen untuk bangkit (improvement) bagi perusahaan. Ia juga berharap, di tahun yang akan datang, masyarakat sudah berani untuk kembali spending atau mengeluarkan dana konsumsi.

Dewi menuturkan, selama ini Prodia sangat terbuka dengan kesempatan pendistribusian vaksin Covid-19, jika sudah tersedia.

"Tentu distribusi tersebut nantinya bergantung pada regulasi Pemerintah. Apakah swasta boleh dilibatkan atau tidak, itu ditentukan lagi. Dari kami sendiri juga akan mempertimbangkan, apakah ada efek samping yang bisa dipertanggungjawabkan nantinya," jelas dia saat paparan publik, Senin (13/11).

Dewi bilang, jika nantinya swasta diperbolehkan terlibat dalam distribusi vaksin Covid-19, hal itu akan dikelola melalui izin klinik.

Sebagai informasi, dari sekitar 150 klinik, dari total 300 cabang PRDA, sekitar 31 gerai Prodia yang berizin klinik.

"Dengan begitu, jika diberi kesempatan, distribusi vaksin akan kami lakukan melalui 31 klinik tersebut. Dan di proyek ini kami utamakan untuk membantu pemerintah dan melayani masyarakat," pungkas Dewi.

Selanjutnya: Prodia Widyahusada (PRDA) menunda ekspansi 4 klinik di tahun ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×