kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Produk AC Impor Asal China Banjiri Pasar, Begini Pandangan Panasonic


Rabu, 23 Februari 2022 / 19:31 WIB
Produk AC Impor Asal China Banjiri Pasar, Begini Pandangan Panasonic


Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Panasonic Gobel Indonesia menyadari bahwa pasar pendingin udara atau air conditioner (AC) Indonesia masih mengalami tekanan akibat banyaknya produk AC yang diimpor dari luar negeri.

Mengutip pemberitaan sebelumnya, Wakil Direktur PT Panasonic Manufacturing Indonesia (PMI) Daniel Suhardiman bilang, produk AC Original Equipment Manufacturing (OEM) dari China telah mengisi 80% pasar domestik sejak masa pandemi. Alhasil, hanya 20% saja porsi pangsa pasar yang tersisa untuk produk AC dalam negeri.

Diana Wijaya, General Manager Air Conditioner Panasonic Gobel Indonesia menyampaikan, gempuran AC OEM dari China sangat berpengaruh terutama pada kegiatan produksi AC lokal yang tentu berdampak pada penjualan. Sebab, awalnya produksi AC bisa digenjot untuk mengisi 25% porsi pangsa pasar domestik, namun kini anjlok lagi ke level 20% seiring banjir produk impor.

Produk AC dalam negeri pun mengalami tekanan biaya tinggi dibandingkan produk AC impor dari China selama masa pandemi Covid-19. Ada beberapa penyebab yang membuat hal tersebut terjadi.

Baca Juga: Pasar AC Indonesia Masih Dibayangi Maraknya Produk Impor

Pertama, hingga kini biaya pengadaan bahan baku dan logistik masih tergolong tinggi. Selain pasokan yang terbatas, pelaku usaha juga terbebani oleh selisih nilai kurs tatkala nilai tukar rupiah terhadap dollar AS mengalami fluktuasi.

Kedua, terjadi kenaikan biaya jasa logistik kontainer dari biasanya sekitar US$ 900 per kontainer, kini menjadi di kisaran US$ 3.600 per kontainer. Ketiga, pembatasan aktivitas selama PPKM mempengaruhi kondisi pasar AC serta kegiatan produksi di pasar AC dalam negeri.

Di sisi lain, produk impor AC OEM China memiliki daya saing yang kuat. Selain karena pabriknya didukung oleh pasokan bahan baku dan komponen yang sudah mapan, pemerintah China juga memberikan insentif berupa diskon pajak ekspor hingga 17% untuk eksportir sebagai kompensasi dampak pandemi.

“Sehingga dengan nilai TKDN 40% sekalipun dalam kondisi sekarang, ternyata masih belum bisa mendongkrak daya saing produksi lokal. Kecuali kondisi harga dan logistik kembali normal,” ungkap Diana, Rabu (23/2).

Untuk mengatasi tantangan impor tersebut, Panasonic lebih mengandalkan keunggulan teknologi produk AC yang dimiliki oleh perusahaan, yaitu teknologi nanoe™ X dan Inverter. AC dengan kedua teknologi tersebut sudah diproduksi di dalam negeri. Panasonic juga menjual produk dengan strategi pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.

Baca Juga: PPKM Level 3 Jemaah Tempat Ibadah Maksimal Hanya 50%, Ini SE Menag Terbaru

“Dari sisi harga pastinya lebih tinggi. Tapi value produknya sudah sesuai dengan yang dibutuhkan konsumen,” tutur dia.

Panasonic juga masih merasakan dampak terbatasnya pasokan bahan baku AC hingga kelangkaan kontainer, namun tidak begitu signifikan. Ini mengingat sebagian besar pasokan bahan baku AC Panasonic berupa hasil produksi dalam negeri.

Untuk menghindari terbatasnya pasokan bahan baku, Panasonic melakukan proyeksi dan pemesanan ke vendor-vendornya lebih awal dan lebih akurat. “Kami terus berupaya untuk memenuhi kebutuhan para konsumen, baik itu barang jadi maupun sparepart untuk servis,” pungkas Diana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×