kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Produk Ranitidin ditarik BPOM, Kalbe Farma evaluasi produk obatnya


Jumat, 11 Oktober 2019 / 18:46 WIB
Produk Ranitidin ditarik BPOM, Kalbe Farma evaluasi produk obatnya
ILUSTRASI. Karyawan mendapat pelatihan di Kalbe Learning Center, Pulogadung, Jakarta Timur, Rabu (6/2). Presiden Direktur Kalbe Farma Vidjongtius mengungkapkan pihaknya masih intensif melakukan evaluasi terhadap produk obat yang mengandung zat aktif Ranitidin. KONTA


Reporter: Amalia Fitri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk (KLBF, anggota indeks Kompas100), Vidjongtius mengungkapkan pihaknya masih intensif melakukan evaluasi terhadap produk obat yang mengandung zat aktif Ranitidin.

Sebagai informasi, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), memerintahkan untuk menarik sejumlah produk obat yang mengandung Ranitidin pada Jumat (4/10) lalu.

Baca Juga: BPOM instruksikan seluruh pemegang izin Ranitidin hentikan produksi dan tarik produk

Seruan ini bermula dari peringatan US Food and Drug Administration (US FDA) dan European Medicine Agency (EMA), yang menemukan cemaran N-Nitrosodimethylamine (NDMA) dalam jumlah relatif kecil pada sampel produk obat yang mengandung bahan aktif Ranitidin.

Berdasarkan pemberitaan Kontan, NDMA merupakan turunan zat Nitrosamin yang dapat terbentuk secara alami. Nilai ambang batas cemaran NDMA yang diperbolehkan adalah 96 nanogram per hari. Jika dikonsumsi melampaui ambang batas itu secara terus-menerus dalam waktu yang lama, NDMA akan bersifat karsinogenik atau memicu kanker.

Lebih lanjut, Vidjongtius berkata penarikan obat yang sebelumnya lazim digunakan untuk asam lambung dan tukak lambung ini, pasti akan berdampak pada industri obat secara umum.

"Iya pasti ada dampaknya. Kami sendiri saat ini sedang melakukan evaluasi dari dampak tersebut, sebagaimana ketentuan BPOM. Kami akan segera finalkan evaluasinya," ungkap Vidjongtius kepada Kontan, Jumat (11/10).

Baca Juga: Pacu Kinerja, Millennium Pharmacon (SPPC) Akan Merilis Produk Sendiri

Lebih jauh, pihaknya juga masih belum bisa menerawang bagaimana dampak penarikan produk obat tersebut, terhadap bisnis Kalbe secara umum.

Pihaknya hanya kembali menegaskan, jika pemaparan dampak yang terjadi, akan menunggu keluarnya hasil evaluasi zat aktif Ranitidin tersebut. "Diperkirakan satu sampai dua minggu, kami lakukan evaluasi ini," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×