kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Produksi alat berat nasional diperkirakan tembus 5.000 unit tahun ini


Jumat, 07 Mei 2021 / 15:32 WIB
Produksi alat berat nasional diperkirakan tembus 5.000 unit tahun ini
ILUSTRASI. Petugas memeriksa alat berat milik PT United Tractors Tbk (UNTR). KONTAN/Cheppy A. Muchlis/25/04/2016


Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri alat berat di Indonesia kembali menggeliat memasuki tahun 2021. Hal ini ditunjukkan oleh melonjaknya produksi alat berat nasional.

Berdasarkan data Himpunan Industri Alat Berat Indonesia (Hinabi), produksi alat berat dalam negeri per kuartal I-2021 tercatat sebesar 1.417 unit atau tumbuh sekitar 45% dibandingkan periode yang sama di tahun lalu. Produksi alat berat di kuartal I-2021 juga mendekati 50% dari total produksi sepanjang tahun 2020 sebanyak 3.427 unit.

Hydraulic Excavator masih menjadi jenis alat berat yang terbanyak diproduksi di kuartal I-2021 yakni mencapai 1.331 unit.

Ketua Umum Hinabi Jamalludin mengatakan, kenaikan harga sejumlah komoditas, khususnya batubara, menjadi katalis utama yang membuat permintaan alat berat melesat di tiga bulan pertama tahun ini. Sebab, para produsen batubara nasional mulai gencar lagi memproduksi batubara sehingga membutuhkan tambahan alat berat.

Baca Juga: United Tractors (UNTR) sudah serap capex Rp 352 miliar pada awal tahun ini

Sekadar catatan, harga batubara acuan (HBA) mencapai level US$ 89,74 per ton pada bulan Mei 2021 atau lebih tinggi dibandingkan HBA di bulan sebelumnya senilai US$ 86,68 per ton. “Produksi masih didominasi hydraulic excavator. Ada pula dump truck yang banyak diproduksi untuk sektor tambang,” ujar dia, Jumat (7/5).

Jamalludin masih memperkirakan bahwa produksi alat berat nasional hingga akhir tahun nanti mencapai kisaran 5.000 unit. Di samping sektor pertambangan, produksi alat berat juga akan ditopang oleh proyek-proyek infrastruktur yang mulai kembali ramai pada tahun ini.

Secara umum, lanjut dia, sektor pertambangan dan infrastruktur berkontribusi paling besar terhadap produksi alat berat di tiap tahun, yakni masing-masing memiliki porsi produksi sebanyak 30%. Adapun sisa produksi alat berat berasal dari sektor kehutanan (forestry) dan perkebunan yang masing-masing berkontribusi 20% dari total produksi yang ada.




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×