Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .
Pihak Hinabi berharap pemerintah turut andil dalam memperketat kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) untuk alat berat. Ini mengingat tingginya permintaan membuat peluang maraknya penggunaan impor alat berat mencuat, sehingga produk-produk alat berat di dalam negeri mesti ditingkatkan kualitasnya supaya bisa bersaing.
“Insentif yang kami harapkan adalah penggunaan alat berat yang sudah diproduksi di Indonesia dengan pengetatan TKDN,” tandas Jamalludin.
Sementara itu, PT United Tractors Tbk (UNTR) turut mencetak kenaikan kinerja sektor bisnis alat berat pada kuartal I-2021. Tercatat, penjualan alat berat Komatsu di kuartal I-2021 mencapai 688 unit atau tumbuh 11,50% (yoy) dibandingkan penjualan alat berat di kuartal I-2020 sebesar 617 unit.
Mayoritas penjualan alat berat UNTR di kuartal I-2021 berasal dari sektor tambang sebesar 42%, konstruksi 31%, kehutanan 17%, dan perkebunan 10%.
Sekretaris Perusahaan UNTR Sara K. Loebis mengaku, penjualan alat berat UNTR cukup terbantu oleh perbaikan kinerja di sektor pertambangan serta konstruksi seiring berlangsungnya sejumlah proyek infrastruktur.
Sebelumnya, UNTR menargetkan penjualan alat berat di 2021 sebanyak 1.700 unit. Namun, seiring melesatnya penjualan di kuartal I-2021, UNTR memutuskan untuk mengerek target penjualan alat beratnya di sisa tahun ini. “Melihat prospek di kegiatan tambang dan konstruksi, kami sesuaikan target di tahun ini menjadi sekitar 2.500 unit,” ungkap Sara, hari ini (7/5).
Lantaran UNTR bertindak sebagai distributor, lantas kenaikan target penjualan tersebut tidak membuat perusahaan ini mesti merogoh kocek investasi untuk urusan produksi alat berat.
Selanjutnya: Segmen alat berat & emas akan menopang United Tractors, begini rekomendasi saham UNTR
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News