Reporter: Agung Hidayat | Editor: Dessy Rosalina
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Krakatau Steel Tbk mengaku bahwa pemangkasan produksi baja China menumbuhkan bisnisnya tahun ini. Alhasil emiten berkode KRAS tersebut menikmati pertumbuhan penjualan yang positif sampai kuartal ketiga tahun ini.
"Apalagi harga sejak akhir kuartal kedua terus melonjak," ujar Purwono Widodo, Direktur Pemasaran PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) usai Pembukaan Musyawarah Nasional Pelaku Industri Baja, Rabu (15/11). Hal ini menyebabkan KRAS dapat menutup biaya distribusi penjualan yang cenderung naik.
Menilik laporan keuangan, hingga kuartal III-2017, KRAS membukukan pendapatan sebesar US$ 1,04 miliar. Jumlah ini naik 5,87% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya di angka US$ 982,29 juta.
Apalagi, kata Purwono, selama kuartal ketiga belanja proyek infrastruktur pemerintah kian menguat. Namun, di tengah naiknya harga baja ini Purwono mewanti-wanti keadaan tersebut.
"Ada efek sampingnya, di proyek infrastruktur yang sudah menanggarkan baja dengan murah sebelumnya," kata Purwono. Hal ini mencemaskan perusahaan yang bergerak di proyek tersebut, sehingga meminta agar harga bisa lebih stabil.
Menurut Purwono, diantara produsen hulu produk baja tulangan di Indonesia berupaya mengkompromikan agar harga bisa turun, namun tidak sampai jatuh terlalu rendah. Selain itu, demand (permintaan) yang terus meningkat menyebabkan pabrikan baja memaksimalkan produksinya.
Tahun ini, Krakatau Steel membidik volume penjualan baja sebesar 2,6 juta ton sampai 2,7 juta ton. Jumlah ini meningkat sekitar 16,5% bila dibandingkan penjualan baja Krakatau Steel sepanjang tahun 2016 lalu yang mencapai 2,23 juta ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News