kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Produksi CPO dan TBS Sampoerna Agro susut


Selasa, 10 September 2013 / 08:06 WIB
Produksi CPO dan TBS Sampoerna Agro susut
ILUSTRASI. Begini Tampilan Perdana Fitur Polling di WhatsApp, Mirip di Story Instagram


Reporter: Handoyo | Editor: Fitri Arifenie

JAKARTA. Produksi tandan buah segar (TBS) dan minyak sawit mentah atawa crude palm oil (CPO) PT Sampoerna Agro Tbk tak sekinclong tahun lalu. Sampai paruh pertama tahun ini, produksi TBS Sampoerna Agro hanya 504.000 ton atau turun 20,1% dibandingkan periode sama tahun lalu, yakni 631.000 ton.


Penurunan produksi TBS ini juga diikuti oleh penurunan produksi CPO. Pada semester pertama tahun ini, Sampoerna Agro hanya mampu memproduksi 99.000 ton CPO atau turun 25% dibanding periode sama tahun lalu.


"Penurunan produksi ini lebih dikarenakan faktor anomali cuaca," kata Michael Kesuma, Head of Investor Relation, PT Sampoerna Agro Tbk, Senin (9/9).
Memasuki semester kedua, Michael optimistis produksi CPO akan sedikit mengalami kenaikan karena produksi TBS akan melimpah. Sesuai siklusnya setiap tahun, musim puncak kelapa sawit terjadi pada paruh kedua.


Meski tanpa merinci berapa besar produksi TBS pada semester kedua, Michael bilang kenaikan produksi TBS belum dapat menutup penurunan produksi pada semester pertama. Konsekuensinya, produksi CPO emiten perkebunan dengan kode saham SGRO di tahun ini turun 10% dibandingkan tahun lalu. Pada 2012, volume produksi CPO Sampoerna Agro mencapai 351.000 ton.


Selain produksi turun, harga jual CPO milik Sampoerna Agro ikut tergelincir. Periode Januari hingga Juni, harga jual rata-rata CPO Sampoerna Agro hanya RP 6.400 per kilogram (kg), atau turun 14,2% dibandingkan semester pertama tahun lalu yang mencapai Rp 7.000 per kg.


Menurut Michael, penurunan harga jual ini tidak bisa dihindari. Dilihat dari harga CPO di pasar internasional, kecenderungannya juga mengalami penurunan.


"Harga CPO internasional semester pertama turun 28% menjadi RM 2.300 per ton," kata Michael.


Sampoerna Agro memiliki kebun sawit di wilayah Kalimantan dan Sumatera Selatan yang luasnya 250.000 hektare (ha). Namun, areal yang baru tertanam sawit, luasnya 120.000 ha. "Luas perkebunan sawit yang telah menghasilkan mencapai 95.000 ton ha," kata Michael.


Selama semester pertama, Sampoerna Agro berhasil menambah kebun sawit baru seluas 2.000 ha. Di sisa tahun, manajamen menargetkan akan menambah lahan tertanam baru untuk sawit seluas 5.000 ha.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×