Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) selaku operator Wilayah Kerja (WK) Mahakam menyampaikan, kinerja produksi untuk minyak dan gas hingga September 2020 masih sesuai dengan Rencana Program dan Anggaran (Work Program & Budget/WP&B).
General Manager PHM Agus Amperianto mengungkapkan, capaian hingga kuartal III-2020 tersebut di atas target WP&B. Dia mengklaim, PHM mampu membuat berbagai optimasi secara signifikan yang berujung pada penurunan biaya yang harus dikembalikan oleh Negara kepada kontraktor (cost recovery).
Hingga akhir September 2020, rata-rata produksi gas WK Mahakam mencapai 606 mmscfd (wellhead), di mana target teknis WP&B 2020 adalah 590 mmscfd atau 3% persen di atas target. Sedangkan untuk likuid (minyak dan kondensat) produksinya mencapai 29,6 kbpd, atau 4% lebih tinggi daripada target teknis WP&B 2020 yakni 28,4 kbpd.
Baca Juga: Beli Pertamax Turbo, Pertamina Dex diskon Rp 250 per liter bagi pengguna MyPertamina
Hasil itu dicapai berkat penambahan produksi dari sejumlah sumur baru yang selesai dibor pada 2019 dan telah mulai berproduksi pada awal tahun ini. Selain itu, juga karena penerapan berbagai inovasi dalam upaya pemeliharaan sumur-sumur (work over dan well services) yang ada.
Dari sisi pendapatan, bagi hasil untuk Pemerintah RI adalah US$ 406,64 juta, selisih 2% dari target WP&B 2020 yakni US$ 416,97 juta. Hal ini terjadi karena rendahnya harga minyak dan gas dunia akibat pasokan berlimpah dan diperburuk dengan lemahnya permintaan akibat pandemi virus corona.
Sementara itu, dalam hal Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), PHM juga mencatat prestasi yang baik, yakni mencapai 838 hari kerja atau 70.299.256 manhours tanpa Lost Time Injury (LTI) atau tanpa kecelakaan yang mengakibatkan kehilangan hari kerja.
Dengan capaian itu, Agus mengklaim bahwa produksi minyak dan gas di WK Mahakam hingga Kuartal III 2020 tetap baik, dan sejauh ini tidak terdampak oleh pandemi Covid-19.
“Ke depan hal yang harus kita cermati dan menjadi keprihatinan bersama adalah dampak penurunan harga minyak mentah dunia terhadap permintaan produksi migas kami,” ungkapnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Selasa (10/11).