kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Produksi kopi di Solok menurun drastis


Selasa, 03 Oktober 2017 / 18:23 WIB
Produksi kopi di Solok menurun drastis


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penurunan produksi kopi tengah terjadi di berbagai daerah salah satunya di Kabupaten Solok, Sumatera Barat, Indonesia. Ketua Koperasi Solok Radjo, Alfadrian Syah mengungkap, hingga September 2017 produksi kopi di Solok bahkan menurun hingga 70% dikarenakan berbagai faktor.

Faktor pertama adalah faktor alam dimana angin yang kencang mengakibatkan berbagai bunga kopi rontok. Faktor ini banyak mendera kebun-kebun yang belum memiliki pohon penaung yang juga berfungsi sebagai pemecah angin.

"Banyak kebun kopi yang belum memiliki pohon pemecah kopi yang memadai, tetapi untuk kebun yang sudah ada pohon penaungnya tidak masalah," tuturnya, Selasa (3/10).

Sementara itu faktor kedua diakibatkan oleh pengelolaan produksi kopi yang bermasalah. Hal ini bermula dari petani kopi yang banyak menanam kopi dengan bibit yang kualitasnya kurang baik, sehingga kopi yang dihasilkan pun sedikit dan kualitasnya kurang baik.

"Ada di beberapa daerah di tahun 2014 yang lalu, supply bibit oleh koperasi sedikit karena produksi bibit tidak banyak, namun anggota koperasi ingin menanam kopi sebanyaknya. Karena tidak ada bibit, banyak anggota yang menanam bibit asal tanpa sepengetahuan koperasi. Kopi itu hasilnya tidak bagus karena varietasnya adalah tidak jelas dan berasal dari pohon sumber benih yang tidak terseleksi," terang Alfadrian.

Menurut Adrian, penurunan produksi ini 70% diakibatkan oleh faktor alam, sementara 30% sisanya disebabkan oleh kesalahan pemilihan varietas. Meski begitu, Alfadrian mengungkap produksi kopi hingga akhir tahun masih bisa diperbaiki mengingat masih ada musim panen hingga Desember dan cuaca yang sudah mulai membaik. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×