Reporter: Gentur Putro Jati | Editor: Djumyati P.
JAKARTA. Kebocoran pipa milik PT Transportasi Gas Indonesia (TGI) di ruas Grissik ke Riau (KP 277) yang terletak di Desa Kampung Sawah, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau berpotensi menurunkan produksi minyak Indonesia sebanyak 150.000 barel per hari.
Ternyata pipa yang mengalami kebocoran pada pukul 10.45 WIB, Rabu (29/9) lalu bukan hanya memasok gas untuk keperluan produksi PT Chevron Pacific Indonesia (CPI), tetapi juga BOB Pertamina-Bumi Siak Pusako (BOB P-BSP) dan BUMD Sarana Pembangunan Riau (BUMD SPR).
"Untuk lapangan Duri milik CPI, sampai pukul 00.00 WIB, Kamis (30/9) ini terjadi penurunan produksi sebesar 32.000 barel, lalu 3.700 barel untuk BOB Pertamina-Bumi Siak Pusako, dan 200 barel untuk BUMD Sarana Pembangunan Riau," kata Kepala Dinas Humas dan Hubungan Kelembagaan BP Migas Elan Biantoro, Kamis (30/9).
Penurunan produksi diperkirakan akan lebih besar lagi mengingat harus dilakukan penutupan sumur produksi sebanyak 700 sumur untuk CPI dan 400 sumur untuk BOB P-BSP. Sehingga diperkirakan akan ada penurunan produksi mencapai 150.000 barel per hari.
"Kebocoran pipa TGI itu di luar kewenangan BP Migas karena masuk ranah hilir," elak Elan. Menurutnya, kewenangan dan penjelasan penyebab kejadian tersebut berada di TGI sebagai operator, Direktorat Jenderal Migas, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, dan Badan Pengatur Hilir (BPH) Migas.
Setelah kejadian, Conoco Phillips sebagai produsen gas tersebut langsung melakukan komunikasi dengan para pembeli dan stakeholder terkait yang terkena dampak. "Supply gas telah dialihkan ke pasar-pasar lain yang memungkinkan untuk menerima," kata Elan. Sayang ia tidak menyebutkan pembeli sementara gas tersebut selama perbaikan pipa dilakukan tiga hari.
"Kami berharap agar TGI dapat segera melakukan perbaikan guna mengurangi dampaknya terhadap produksi dan keuangan," tambah Elan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News