kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Produksi nickelmatte Vale Indonesia anjlok 10,85%


Kamis, 07 Mei 2015 / 16:22 WIB
Produksi nickelmatte Vale Indonesia anjlok 10,85%
ILUSTRASI. asap di ruangan


Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Produksi nickelmatte PT Vale Indonesia Tbk (INCO) sepanjang periode Januari hingga Maret 2015 anjlok sebanyak 10,85%. Hal tersebut merupakan dampak dari program efesiensi yang tengah dijalankan perusahaan.

Perusahaan pemegang kontrak karya (KK) tersebut memproduksi nickelmatte sebanyak 17.476 ton, atau jauh lebih rendah dibandingkan dengan realisasi tahun lalu pada periode yang sama sebesar 19.604 ton.

Nico Kanter, Presiden Direktur Vale Indonesia mengatakan, meskipun produksi menurun kinerja perusahaan tetap mengalami pertumbuhan yang positif. "Bahkan, kami akan tetap mengejar target yang kami canangkan sebesar 80.000 ton nickelmatte," kata dia, Kamis (7/5).

Sementara, penjualan nickelmatte hingga Maret lalu mencapai 18.040 ton, atau merosot 7,12% dibandingkan dengan realisasi di Kuartal-I 2014 sebesar 19.423 ton. Adapun harga jual rata-rata nickelmatte pada awal tahun ini naik sekitar 7% menjadi US$ 11.745 per ton.

Menurut Nico, perusahaannya tengah fokus menjalankan program efesiensi biaya produksi agar tetap bisa menjaga margin penjualan. Apalagi, harga jual mineral logam termasuk nikel belakangan ini masih terus berfluktuasi.

Ia mengklaim, upaya Vale tersebut cukup positif untuk meningkatkan pendapatan dan laba bersih perusahaan. Di mana, pendapatan pada Kuartal-I 2015 naik 4,1% menjadi US$ 221,9 juta.

Sedangkan, laba bersih meroket 39,4% dari US$ 18 juta pada Kuartal-I 2014 menjadi US$ 25,1 juta hingga Maret lalu. "Program efesiensi untuk menekan biaya berjalan dengan baik, ini pun dibantu dengan penurunan harga komoditas seperti minyak dan batubara," imbuh Nico.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×