kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Produksi PKT Naik 12% pada Kuartal I


Selasa, 28 April 2009 / 10:49 WIB


Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Pengguna pupuk urea di dalam negeri tak perlu khawatir. Tahun ini, produsen pupuk menaikkan jumlah produksi sehingga pasokan urea diperkirakan bakal aman.

Salah satu produsen yang sudah mengerek produksinya adalah PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT). Produksi urea PKT pada kuartal I meningkat 12% menjadi 756.000 ton. Pada periode yang sama tahun lalu produksi urea PKT hanya 675.000 ton.

Dari total produksi 756.000 ton itu, PKT mengalokasikan 500.000 sebagai stok hingga Juli nanti. “Kami punya stok yang cukup besar," kata Direktur Utama PT PKT Hidayat Nyakman, Senin (27/4).

Karena stok mencukupi, Hidayat berharap pemerintah tak perlu mengimpor urea. "Kalau benar-benar kekurangan, baru kita kaji opsi impor,” katanya.

Kenaikan produksi pupuk ini sejalan dengan target pemerintah. Jika pada tahun lalu produksi pupuk urea mencapai 5 juta ton, tahun ini pemerintah mencanangkan produksi naik menjadi 5,5 juta ton.

Kenaikan produksi pupuk urea PKT juga terpicu oleh pasokan gas yang memadai. Pada kuartal pertama 2009 ini, pasokan gas PKT mencapai 260 mmscfd (million metric square cubic feet per day) atau juta kaki kubik per hari. Selain pasokannya yang stabil, harga gas pun menunjukkan kondisi sama. Saat ini, formula harga gas stabil di kisaran US$ 4,2 – US$ 4,4 per juta Btu (British thermal unit).

Ketua Dewan Pupuk Indonesia Zaenal Soedjais menilai, saat ini produksi dan pasokan pupuk di dalam negeri relatif stabil. Hal ini setelah para produsen pupuk dalam negeri mendapatkan kepastian pasokan gas. “Jadi sebenarnya ini kabar baik bahwa pasokan gas di beberapa produsen pupuk telah memadai. Kecuali untuk produsen pupuk di Aceh,” ujar Zaenal.

Adapun harga pupuk urea pada kuartal I 2009 lalu, sebetulnya turun hingga 20% bila dibandingkan periode sama 2008. Harga urea melorot dari US$ 400 per ton menjadi US$ 310 sampai US$ 320 per ton.

Namun, penurunan harga jual pupuk ini tak mempengaruhi PKT lantaran harga amoniak juga menciut. Harga bahan baku urea itu turun 55% dari US$ 600 menjadi US$ 250 – US$ 270 per ton.

Hidayat menambahkan, penurunan harga urea juga tak mempengaruhi PKT karena semua produksi pupuk urea PKT ditujukan bagi konsumsi dalam negeri. Seperti kita tahu, pemerintah memberi subsidi harga sehingga harga urea di tingkat petani hanya sekitar Rp 1.200 per kg.

Bila tahun ini produksi urea naik menjadi 5,5 juta ton, beban subsidi urea pemeritah sama dengan tahun lalu yakni sekitar Rp 15 triliun. Bila produksi urea pada tahun ini sama dengan 2008, maka nilai subsidi menjadi lebih rendah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×